"Pergerakan siswa untuk mendaftar terhambat oleh PSBB, sehingga orang masih membatasi pergerakan lintas daerah," kata Plt. Dirjen Dikti, Kemendikbud Nizam kepada Medcom.id, Jumat 17 April 2020.
Selain itu menurutnya, siswa masih belum fokus mendaftarkan diri untuk melanjutkan kuliah. Mahasiswa masih khawatir dengan kondisi pandemi virus korona (covid-19).
"Mungkin juga karena sebagian besar masyarakat masih fokus pada masalah covid-19 sehingga belum sempat mendaftar," tambahnya.
Baca juga: PTS: Jumlah Calon Mahasiswa Daftar Ulang Menurun Drastis
Guna meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi, pihaknya menambah kapasitas penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) pada tahun ini. Jika tahun sebelumnya hanya tersedia 130.000 kuota, maka tahun ini Kemendikbud menyiapkan hingga 400.000 kuota penerima KIP Kuliah.
"Sekitar 400.000 KIP-K baru, jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu ada di angka sekitar 130.000," ujar Nizam.
Dia menyebut, kesempatan itu diberikan pada mahasiswa Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta. Dia berharap pemberian KIP-K ini mampu mendorong APK pendidikan tinggi.
"KIP-K juga ditujukan untuk mengatasi dan membantu masyarakat yang saat ini mengalami tekanan ekonomi karena covid-19," lanjut Nizam.
Baca juga: Aptisi Keluhkan Jumlah Pendaftar PTS Merosot Akibat Pandemi
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTSI), Budi Djatmiko mengeluhkan, jumlah pendaftar mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) merosot tahun ini akibat pandemi virus korona (covid-19). Wabah ini membuat perekonomian masyarakat turut terdampak.
"Lima tahun terakhir saja rata-rata mahasiswa (baru) PTS menurun karena ekonomi tidak bergerak naik. Apalagi sekarang (pandemi), tentu tambah turun," kata Budi kepada Medcom.id, Rabu, 15 April 2020.
Budi mengatakan, tren penurunan jumlah pendaftar dirasakan hampir seluruh PTS. Jumlahnya, rata-rata turun 5-10 persen di periode 2015-2019 dibandingkan 2014. Ia memprediksi persentase penurunan pendaftar tahun ini lebih besar ketimbang periode 2015-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News