Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Foto: UKI
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Foto: UKI

Bonus Demografi, Lulusan Perguruan Tinggi Dituntut Cetak Lapangan Kerja

Medcom • 02 Desember 2021 11:11
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendorong lulusan perguruan tinggi untuk mencetak lapangan pekerjaan. Ini sebagai upaya menyambut bonus demografi yang diprediksi berlangsung pada 2030-2035.
 
Bonus demografi adalah momen di saat jumlah usia produktif lebih banyak dari jumlah usia nonkerja. Artinya, jika tidak disiapkan lapangan pekerjaan yang memadai, bonus itu tak akan maksimal dirasakan.
 
"Pemerintah dan masyarakat dapat menyiapkan lapangan pekerjaan yang cukup dan sesuai dengan jenis keahlian dan kecakapan dari mereka yang mencari kerja," kata Muhadjir dalam Wisuda Universitas Kristen Indonesia (UKI) Program Magister, Sarjana, dan Diploma Tahun Akademik 2020/2021 yang diselenggarakan secara hybrid pada Rabu, 1 Desember 2021 di Auditorium Grha William Soeryadjaya, Kampus UKI, Cawang, Jakarta.

Luasnya lapangan kerja, lanjut dia, memungkinkan pendapatan nasional membesar. Baik itu untuk konsumsi maupun investasi. 
 
"Dengan begitu, kita akan melompat dari negara berpenghasilan menengah ke negara berpenghasilan tinggi. Kita harus bekerja keras merebut momentum bonus demografi, agar menjadi bonus dan bukan menjadi malapetaka untuk masa depan Indonesia," kata Muhadjir.
 
Dia menambahkan masyarakat usia produktif dapat menjalankan tiga fungsi. Yakni, dapat menghidupi dirinya sendiri, menghidupi mereka yang tidak atau belum bekerja, dan dapat menabung. 
 
"Modal utama negara dalam investasi bersumber dari tabungan nasional, yaitu tabungan pemerintah dan warga masyarakat," ujarnya.

Terus berinovasi

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III terus mendorong UKI agar selalu berinovasi dan melakukan riset maupun kajian untuk pengembangan potensi. Kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri saat ini menjadi prioritas Kemendikbudristek dalam memperkuat perekonomian bangsa. 
 
Baca: Hari Guru Nasional, Mutu Guru Kunci Bonus Demografi Indonesia
 
"Perguruan tinggi harus mampu berperan dalam menumbuhkan berbagai potensi yang dapat digarap untuk pengembangan perekonomian. Baik dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif, maupun pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," kata Kepala LLDikti Wilayah III, Agus Setyo Budi.
 
Menurutnya, riset ataupun inovasi perguruan tinggi harus mampu menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, sehingga inovasi dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. "Kolaborasi serta sinergi antara perguruan tinggi dengan industri maupun dunia usaha akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan adaptif terhadap perubahan zaman," ujar Agus.
 
Pelaksanaan prosesi wisuda hybrid di UKI dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Wisudawan yang hadir langsung, wajib membawa bukti vaksin atau menunjukkan status warna hijau pada aplikasi Peduli Lindungi. Mereka juga wajib membawa bukti hasil antigen 1x24 jam.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud RI, Nizam, menjelaskan dunia berubah sangat pesat. Dinamika dunia pekerjaan luar biasa. "Menurut McKinsey, dalam 10 tahun ke depan, 23 juta lapangan pekerjaan akan menghilang. Kita harus mengasah diri dengan meningkatkan kompetensi. Dan yang paling penting kreativitas dan inovasi harus terus dilakukan," kata Nizam.
 
Rektor UKI, Dhaniswara K Harjono, mengatakan lulusan pendidikan tinggi dituntut berpikir terbuka terhadap hal-hal yang baru dan inovatif. Dunia berubah dengan begitu cepat. 
 
Baca: Hadapi 3 Tantangan, RI Berpotensi Jadi Pemenang Didukung Bonus Demografi
 
"Kita harus terus memupuk sikap pembelajar dalam diri kita. Situasi yang menggambarkan perubahan cepat dan kedinamisan hanya dapat disikapi apabila kita pun bersikap fleksibel dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di depan kita. Kita pun harus berani menghadapi tantangan-tantangan," kata Dhaniswara.

Wisudawan berprestasi

Pada prosesi pelantikan wisudawan, Rektor UKI melantik wisudawan berprestasi akademik terbaik di fakultasnya. Pada program sarjana terdapat 20 lulusan yang mendapatkan predikat cum laude dengan IPK tertinggi yaitu 3,98 diraih oleh Ryan Richard Rihi dari Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Fisipol.
 
Wisudawan Program Pascasarjana, Prodi Magister Hukum, David Hutahaean, berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4.00. Adapun IPK tertinggi lulusan Program Diploma  diraih oleh Elmi Odor Pita Purba (Prodi Manajemen Pajak), Made Deandra A (Prodi Fisioterapi), Eva Rianti Silalahi (Prodi Perbankan dan Keuangan), dan Aprilia Susanti (Prodi Keperawatan).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan