Pelaksanaan prosesi wisuda hybrid di UKI dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Wisudawan yang hadir langsung, wajib membawa bukti vaksin atau menunjukkan status warna hijau pada aplikasi Peduli Lindungi. Mereka juga wajib membawa bukti hasil antigen 1x24 jam.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud RI, Nizam, menjelaskan dunia berubah sangat pesat. Dinamika dunia pekerjaan luar biasa. "Menurut McKinsey, dalam 10 tahun ke depan, 23 juta lapangan pekerjaan akan menghilang. Kita harus mengasah diri dengan meningkatkan kompetensi. Dan yang paling penting kreativitas dan inovasi harus terus dilakukan," kata Nizam.
Rektor UKI, Dhaniswara K Harjono, mengatakan lulusan pendidikan tinggi dituntut berpikir terbuka terhadap hal-hal yang baru dan inovatif. Dunia berubah dengan begitu cepat.
Baca: Hadapi 3 Tantangan, RI Berpotensi Jadi Pemenang Didukung Bonus Demografi
"Kita harus terus memupuk sikap pembelajar dalam diri kita. Situasi yang menggambarkan perubahan cepat dan kedinamisan hanya dapat disikapi apabila kita pun bersikap fleksibel dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di depan kita. Kita pun harus berani menghadapi tantangan-tantangan," kata Dhaniswara.
Wisudawan berprestasi
Pada prosesi pelantikan wisudawan, Rektor UKI melantik wisudawan berprestasi akademik terbaik di fakultasnya. Pada program sarjana terdapat 20 lulusan yang mendapatkan predikat cum laude dengan IPK tertinggi yaitu 3,98 diraih oleh Ryan Richard Rihi dari Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Fisipol.Wisudawan Program Pascasarjana, Prodi Magister Hukum, David Hutahaean, berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4.00. Adapun IPK tertinggi lulusan Program Diploma diraih oleh Elmi Odor Pita Purba (Prodi Manajemen Pajak), Made Deandra A (Prodi Fisioterapi), Eva Rianti Silalahi (Prodi Perbankan dan Keuangan), dan Aprilia Susanti (Prodi Keperawatan).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News