Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTKPG) Kemendikdasmen, Nunuk Suryani. DOK YouTube Kemendikdasmen
Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTKPG) Kemendikdasmen, Nunuk Suryani. DOK YouTube Kemendikdasmen

200 Ribu Guru Belum Sarjana, Bagaimana Nasib Kompetensi Guru?

Ilham Pratama Putra • 24 November 2025 15:34
Jakarta: Data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukkan lebih dari 200 ribu guru tercatat belum memenuhi kualifikasi Sarjana (S1) atau Diploma IV (D4). Jumlah itu mencakup sekitar 8 persen guru di Indonesia.
 
Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTKPG) Kemendikdasmen, Nunuk Suryani, mengatakan sebagian besar guru yang belum S1/D4 merupakan guru senior yang direkrut pada masa ketika lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), D1 PGSD, atau D2 PGSD. Mereka mayoritas bertugas di jenjang PAUD dan sekolah dasar.
 
Menurutnya, kondisi historis ini menyebabkan kelompok guru tanpa ijazah sarjana masih bertahan di sekolah, bahkan hingga hari ini.

“Sebagian besar mereka umurnya sudah sepuh. Dulu SPG bisa menjadi guru SD, setelah itu ada D1 dan D2 PGSD. Guru-guru era itulah yang sekarang belum S1/D4,” ujar Nunuk dalam NgoPi Bareng Media di Jakarta, Senin, 24 November 2025.
 
Akibat belum memenuhi kualifikasi akademik, mereka tidak dapat mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sehingga, belum bisa memperoleh sertifikasi pendidik.
 
Dari sisi capaian nasional, Kemendikdasmen melaporkan tingkat sertifikasi guru diproyeksikan mencapai 92 persen hingga akhir 2025. Artinya, 8 persen sisanya, yang beririsan dengan lebih dari 200 ribu guru non-S1/D4 menjadi kelompok yang harus diselesaikan melalui percepatan afirmasi kualifikasi akademik.  
 
Nunuk mengatakan tahun ini pemerintah menyediakan beasiswa peningkatan kualifikasi akademik bagi 12.500 guru, terutama untuk jenjang PAUD dan SD. Program pemenuhan kualifikasi S1/D4 ini dilakukan menggunakan mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
 
"Sehingga guru yang berusia 47 tahun ke atas dapat menuntaskan pendidikan dalam waktu satu tahun tanpa kewajiban menyusun skripsi," jelas dia. 
 
Dari 12.500 peserta tersebut, 11.094 guru ditargetkan dapat melanjutkan ke PPG pada 2026, sementara 1.406 lainnya dijadwalkan mengikuti PPG pada 2027. Pemerintah juga telah menyiapkan proses pemadanan data dengan PDDikti untuk memastikan verifikasi akurat terhadap guru yang benar-benar belum berkualifikasi S1/D4.  
 
Pada 2026, pemerintah bakal menambah sasaran baru sebanyak 137.965 guru untuk pemenuhan kualifikasi akademik. Totalnya, hingga akhir periode 2028, program afirmasi ditargetkan menuntaskan 150.465 guru yang belum S1/D4.
 
Dengan skema ini, pemerintah menargetkan seluruh guru Indonesia sudah memiliki ijazah S1/D4. Guru tersebut akan mengantongi sertifikat pendidik pada 2029.  
 
Nunuk mengatakan penuntasan kualifikasi akademik ini menjadi fondasi penting bagi peningkatan profesionalitas guru. Setelah memperoleh ijazah S1/D4 melalui RPL, para guru akan diberi kesempatan mengikuti PPG agar dapat memperoleh sertifikasi serta menikmati tunjangan profesi, meskipun hanya dalam periode yang relatif singkat karena banyak di antaranya sudah mendekati usia pensiun.
 
Ia menuturkan percepatan kualifikasi S1/D4 merupakan salah satu prioritas besar Kemendikdasmen pada 2025–2028. “Target kami, sampai akhir masa kepemimpinan Pak Menteri (Mendikdasmen Abdul Mu'ti), seluruh guru sudah S1 dan bersertifikat pendidik,” ujar Nunuk.
 
Upaya tersebut menjadi bagian penting dalam memastikan seluruh guru dapat memenuhi standar akademik. Sekaligus, memperoleh haknya sebagai tenaga pendidik profesional. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan