Wisudawan tercepat program Doktor UGM Dr. Arbani Fitriani, S.Psi., M.Si., CHt. DOK UGM
Wisudawan tercepat program Doktor UGM Dr. Arbani Fitriani, S.Psi., M.Si., CHt. DOK UGM

Kuliah Sambil Kerja, Arfi Lulus Program Doktor UGM 2,5 Tahun dengan IPK 4.00

Renatha Swasty • 24 Oktober 2024 12:29
Jakarta: Kesibukan sebagai Direktur Stellar HR Consulting dan dosen di Universitas Esa Unggul tak membuat Dr. Arbani Fitriani, S.Psi., M.Si., CHt., berhenti menimba ilmu. Arfi lulus dari Program Studi S3 Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM).
 
Kelulusan makin spesial, sebab ia berhasil menyelesaikan masa studi dalam kurun waktu 2 tahun 6 bulan 23 hari. Dia lulus dengan IPK 4.00.
 
Perempuan yang belum genap berumumr 40 tahun itu merupakan seorang certified hypnotherapist, yang basis keilmuannya di psikologi. Arfi mengaku bersyukur bisa menyelesaikan studi doktor dengan waktu singkat.

“Selama kuliah, saya ini menjalani triple job sebagai Direktur, Dosen, dan Terapis Psikologi. Apalagi selama studi S3 saya enggak pernah cuti,” ungkap Arfi dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 24 Oktober 2024.
 
Meski sibuk dengan pekerjaan dan profesi sebagai psikolog, Arfi mengaku tidak mengganggu jadwal kuliahnya. “Pokoknya, kesibukan kerja bukan halangan untuk kita lulus cepat,” kata dia.
 
Meski lulus tercepat, Arfi mengaku sempat digadang oleh dosen pengujinya akan menyelesaikan doktor dengan waktu lebih lama atau tidak tepat. Sebab, penelitian disertasinya sempat dianggap dosen penguji terlalu kompleks dan tidak cocok untuk program doktor.
 
Namun, hal itu tidak menyurutkan langkahnya sama sekali. Justru, ia membuktikan mampu menyelesaikan studi dengan waktu tercepat.
 
Disertasi yang dipilihnya membangun model mengenai “Prediktor Keterikatan Kerja”. Topik ini bermula dari peraturan Menteri BUMN Dahlan Iskan saat itu, yang mewajibkan setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengukur keterikatan kerja dari karyawannya.
 
Keterikatan kerja ini dipercaya, ketika muncul pegawai BUMN bisa memberikan pelayanan publik. Topik disertasi yang dinilai kompleks ini menguji 14 koefisien jalur dan 15 variabel, yang menghasilkan 9 hipotesis, serta membahas cara membangun faktor-faktor prediktor keterikatan, khususnya dalam konteks pasca pandemi sehingga bisa menjadi rekomendasi kebijakan bagi BUMN.
 
Segala upaya dan kerja keras Arfi berbuah manis, ketika dosen penguji memuji hasil disertasinya. Penelitian Arfi dianggap dapat menjadi dua disertasi dengan tema kompleks seperti itu.
 
“Dua tahun lima bulan saya Yudisium. Ujian sidang tertutup itu dua tahun lima bulan,” tutur dia.
 
Soal tips bisa menyelesaikan kuliah dan disertasi lebih cepat, Arfi menuturkan ia menyiapkan proposal penelitian sejak jauh hari. Dia juga berkonsultasi dengan profesor-profesor setahun sebelum memasuki perkuliahan.
 
“Jadi saat saya masuk kuliah proposalnya sudah siap,” kata dia.
 
Hal ini membawanya bisa mengambil sidang proposal saat duduk di bangku semester 2. Tak hanya itu, penting pula menjalin komunikasi dan bersikap sopan dengan promotor, karena mereka sangat membantu kecepatan lulus mahasiswa.
 
Ia menyebut pencapaiannya sekarang ini dapat diraih karena disiplin diri yang baik dan cara pikir studi merupakan bagian dari ibadah. Menurutnya, dengan menjadikan hal yang dilakukan sebagai ibadah, akan ada keinginan memberikan yang terbaik untuk Tuhan.
 
“Jadi dengan adanya kita menjadikan ini ibadah, segala sesuatu dimudahkan jalannya,” ujar dia.
 
Usai menyandang gelar doktor, Arfi akan menekuni keahliannya di bidang psikologi industri dan psikometri. Apalagi, dari hasil disertasinya menemukan terdapat perbedaan sistem kerja sebelum dan pasca pandemi.
 
Sehingga, akan ada prediktor keterikatan kerja yang baru yang perlu diperhatikan oleh organisasi. Ia menemukan teknologi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses kerja, karena dengan berkat dukungan teknologi dapat membantu kerja dari karyawan atau pegawai di BUMN, terlebih untuk menunjang performa kerja mereka.
 
Selain itu, motivasi pelayanan publik juga perlu diperhatikan. Sebab, banyak pekerja melakukan pekerjaan melalui remote working serta harus ada kepemimpinan atau self leadership yang mendorong disiplin diri untuk dapat bekerja dengan baik.
 
Baca juga: Cerita Faris dan Shafira Ikut Program Fast Track UGM, Kuliah Lagi Usai Wisuda S1

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan