Ilustrasi siswa belajar coding. DOK
Ilustrasi siswa belajar coding. DOK

Siswa TK dan SD Belajar Coding, Peneliti BRIN Ungkap Manfaat dan Tantangannya

Renatha Swasty • 02 Mei 2025 19:06
Jakarta: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bakal menghadirkan pelajaran coding sejak jenjang pendidikan dasar. Periset Pusat Riset dan Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), M Zainudin, menyambut baik wacana itu.
 
Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 mesti menjadi pengingat pendidikan harus terus berkembang seiring zaman. Integrasi coding dalam kurikulum TK dan SD merupakan salah satu langkah strategis membekali generasi muda dengan keterampilan abad ke-21 serta membentuk fondasi literasi digital sejak dini.
 
"Memasukkan coding dalam Kurikulum TK dan SD sebagai salah satu upaya untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang terampil dalam perecahan masalah, kreatif, memiliki pemikiran logis, dan mampu berkolaborasi," kata Zainudin dikutip dari akun Instagram @brin_indonesia, Jumat, 2 Mei 2025.

Dia memaparkan Lee & Junoh pada 2019 menjelaskan coding adalah proses pemberian kode (perintah/aturan) yang memungkinkan mesin atau orang untuk bertindak atau bergerak.
 
Coding bagi anak TK dan SD dapat berupa kegiatan langsung yang melibatkan dan/atau tanpa melibatkan alat teknologi informasi untuk menstimulasi anak berpikir kreatif, mengembangkan keterampilan komputasi, sikap bekerja sama, dan berkomunikasi.
 
"Pembelajaran coding untuk siswa TK dan SD dapat dilakukan melalui kegiatan langsung terhadap objek nyata dengan mempertimbangkan karakter siswa," papar dia.
 
Baca juga: Coding dan AI Mulai Diajarkan Tahun Ini di Sekolah, Kemendikdasmen Petakan Kebutuhan Guru
 

Manfaat coding untuk siswa TK dan SD

Zainudin menyebut terdapat beragam manfaat memasukkan coding dalam kurikulum TK dan SD, seperti:
 
Penggunaan teknologi yang tepat pada anak memberikan manfaat kognitif, seperti peningkatan kemampuan berpikir, keterampilan komputasional, literasi dan konsentrasi.
 
Dari sisi sosial dan emosional, teknologi mendukung anak mengenal emosi, berinteraksi, serta berkolaborasi dengan orang lain.
 
Dalam jangka panjang, anak juga lebih siap menghadapi era digital dengan literasi abad ke-21 serta kompetensi komputasi untuk pendidikan dan karier masa depan.

Tantangan

Meski begitu, ada tantangan dan pertimbangan yang perlu dipikirkan, yakni
  1. Sikap dan pengetahuan guru
  2. Pelatihan dan dukungan yang diberikan kepada guru
  3. Keterjangkauan informasi oleh seluruh pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, mitra, dan komunitas
  4. Biaya yang perlu dipertimbangkan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan