Untuk mencapainya, selain mengatur pola makan, hal yang tak kalah penting diperhatikan adalah mengatur pola aktivitas fisik, termasuk kebiasaan berolahraga.
Hal tersebut diungkapkan oleh dosen Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, IPB University, Muhammad Aries, SP, MSi. Ia membeberkan, berolahraga saat puasa dapat menjaga bahkan meningkatkan kebugaran, membantu mengontrol kadar gula darah, dan meningkatkan metabolisme tubuh.
“Dengan berolahraga secara rutin, tubuh dapat lebih efisien dalam membakar lemak sebagai sumber energi,” ungkapnya, Minggu, 8 Maret 2025.
Ia menambahkan, efisiensi tersebut juga membantu proses penurunan berat badan secara sehat. Selama berpuasa, ia menyarankan agar memilih jenis olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang.
Hal ini penting agar tubuh tetap bugar tanpa menyebabkan dehidrasi atau kelelahan berlebih. “Biasanya, olahraga ini dilakukan dengan durasi sekitar 20–45 menit tergantung kondisi tubuh masing-masing individu,” tutur dosen Program Studi Ilmu Gizi ini.
Baca juga: Siapa Saja yang Boleh Tidak Berpuasa di Bulan Ramadan? Ini Penjelasannya |
Rekomendasi jenis olahraga yang aman saat puasa:
- Jalan kaki atau jogging ringan (30–45 menit). Aktivitas ini dapat membantu menjaga kesehatan jantung, meningkatkan sirkulasi darah, dan membakar kalori tanpa terlalu banyak menguras energi.
- Yoga atau peregangan (20–30 menit). Membantu menjaga fleksibilitas tubuh, mengurangi ketegangan otot, serta meningkatkan keseimbangan dan konsentrasi.
- Latihan kekuatan ringan (20–30 menit). Seperti push-up, sit-up, squat, atau latihan dengan beban ringan untuk menjaga massa otot tanpa membebani tubuh.
- Bersepeda santai (30-45 menit). Baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan kardiovaskular tanpa memberikan tekanan berlebih pada tubuh.
- Senam atau aerobik ringan (20–40 menit). Melakukan gerakan aerobik sederhana dapat membantu menjaga kebugaran tanpa risiko dehidrasi atau kelelahan berlebihan.
Rekomendasi bagi individu memiliki kebiasaan olahraga rutin:
- Latihan beban dengan intensitas sedang. Hindari beban yang terlalu berat dan kurangi volume latihan agar tubuh tidak mengalami kelelahan berlebih yang bahkan menyebabkan cedera. Jika ingin meningkatkan intensitas maka cara yang dapat ditempuh dengan menggunakan beban yang lebih ringan namun repetisi ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan untuk menjaga kekuatan otot.
- Latihan kardio ringan hingga sedang. Hindari kardio berintensitas tinggi dan pilih aktivitas seperti treadmill dengan kecepatan sedang atau sepeda statis.
- Peregangan dan mobilitas. Latihan peregangan dan mobilitas bermanfaat untuk menjaga fleksibilitas dan mengurangi ketegangan otot selama puasa.
Kapan waktu yang tepat untuk olahraga saat puasa?
Selain jenis olahraga dan durasinya, pemilihan waktu yang tepat juga penting diperhatikan agar tubuh tetap bugar dan tidak mengalami kelelahan berlebihan.Aries merekomendasikan beberapa waktu berolahraga saat puasa, yakni sebelum berbuka puasa, setelah berbuka puasa (antara Maghrib dan Isya), setelah tarawih (antara pukul 21.00–23.00), dan sebelum sahur bagi yang memang sudah terbiasa melakukan hal tersebut.
“Pastikan asupan cairan yang cukup saat sahur dan berbuka untuk menghindari dehidrasi. Pilih makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat agar energi tetap terjaga sepanjang hari,” pesan dosen kelahiran 1984 ini.
Ia juga mengingatkan agar menghindari olahraga dengan intensitas tinggi dan durasi panjang untuk mencegah kelelahan berlebih. “Istirahat yang cukup agar tubuh memiliki waktu untuk pemulihan,” imbuhnya. (Lp)
Muhammad Aries, S.P., M.Si., merupakan akademisi dan peneliti di bidang gizi masyarakat yang saat ini mengajar di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University. Ia memiliki keahlian dalam gizi dasar, metabolisme zat gizi, serta analisis mutu pangan.
Fokus penelitiannya mencakup edukasi gizi, pangan fungsional, serta intervensi gizi untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Aries aktif dalam berbagai proyek penelitian yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, WHO, Unilever, serta berbagai institusi nasional dan internasional.
Selain itu, ia terlibat dalam pengabdian masyarakat melalui program literasi gizi, pencegahan stunting, serta pengembangan pangan lokal berbasis ilmiah. Dengan berbagai publikasi di jurnal nasional dan internasional, ia terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu gizi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan berbasis penelitian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News