Farhan Rizqi, mahasiswa ITB ikut IISMA di University of Waikato, Hamilton, New Zealand. DOK ITB
Farhan Rizqi, mahasiswa ITB ikut IISMA di University of Waikato, Hamilton, New Zealand. DOK ITB

Cerita Mahasiswa ITB Ikut IISMA di University of Waikato, Upgrade Diri Setelah Pulang

Renatha Swasty • 01 Mei 2025 16:06
Jakarta: Pengalaman Farhan Rizqi tinggal di New Zealand membuatnya ingin kembali lagi ke negara itu. Beruntung, dia berkesempatan ikut pertukaran pelajar di University of Waikato, Hamilton, New Zealand melalui Program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA).
 
Mahasiswa jurusan Sains dan Teknologi Farmasi, Sekolah Farmasi ITB itu pernah mengikuti kegiatan pramuka, yakni Jamboree New Zealand pada 2016. Aspek kualitas kehidupan di sana serta keterbukaan terhadap budaya negara lain mendasari keputusannya tersebut.
 
Farhan mengungkapkan di University of Waikato, ia mempelajari tentang budaya visual dan cara membacanya melalui kelas Understanding Visual Culture. Dia juga mengambil mata kuliah seperti Fundamentals of Successful Marketing, Character and Intercultural Capabilities in Organization, dan Promoting Mental and Physical Health.

Berada di negara orang, bukan hal mudah. Ia perlu beradaptasi sekitar lebih dari dua pekan karena banyak hal yang terasa asing baginya.
 
Baca juga: Kenalkan Indonesia di Irlandia, Awardee IISMA dari ITB Ini Raih Penghargaan di Anugerah Diktisaintek 2024 

Mulai dari harga barang, cara naik transportasi umum, pelaksanaan kelas, dan kesunyian di malam harinya. Meski begitu, ia bersyukur dipertemukan dengan teman-teman satu asrama yang terbuka untuk saling membantu dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hamilton yang seolah menjadi keluarga baginya.
 
Melalui program IISMA, dia dapat berinteraksi dan berteman baik dengan orang dari berbagai negara seperti Vietnam, Jerman, India, dan Srilanka.
 
“Bagi aku salah satu pelajaran hidup di sana adalah cara hidup bertoleransi dengan perbedaan etnis, agama, gender, seksualitas, dan lainnya yang berbeda. Ketika dihadapkan dengan perbedaan bukan menjauh tetapi dihadapi dan bagaimana bisa hidup berdampingan dengan adanya perbedaan itu,” tutur Farhan.
 
Dia juga mendapat banyak pengalaman berharga, pelajaran, serta motivasi untuk melanjutkan studi di luar negeri. “Semenjak di sana, aku merasa membuat diriku lebih baik saat kembali ke Indonesia. Mulai dari cara bertoleransi, cara komunikasi, hingga cara menghadapi suatu masalah,” ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan