Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengatakan kembalinya fosil Dubois ini bertepatan dengan momentum 80 tahun Indonesia merdeka. Fosil yang dikembalikan ini bagian dari pemulihan memori kolektif bangsa.
"Satu momen yang bersejarah. Karena bertepatan dengan 80 tahun Indonesia Merdeka, kita mendapatkan pengembalian 20 ribuan, mungkin lebih ya hampir 30 ribu fosil yang merupakan koleksi Eugene Dubois," kata Fadli di Museum Nasional, Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Dubois dikenal luas sebagai penemu fosil Pithecanthropus erectus atau Java Man di Trinil, Jawa Timur, pada akhir 1800-an. Penemuan tersebut menempatkan Indonesia dalam peta penting kajian evolusi manusia.
“Dubois adalah orang yang pertama kali menemukan dan memberi nama Pithecanthropus erectus. Fosil ini kemudian dikenal sebagai The Java Man, dan menjadi karya agung dalam sejarah paleoantropologi,” kata Fadli.
Menurutnya, pemulangan koleksi Dubois adalah langkah penting dalam menyatukan kembali sejarah yang sempat tercerai. Ia kembali menegaskan kepulangan ribuan fosil ini bukan sekadar perpindahan benda mati.
“Ini adalah pemulihan memori kolektif bangsa kita. Setiap pecahan tulang kurba adalah serpihan cerita dari tanah air kita sendiri,” tutur dia.
Fadli juga menekankan kembalinya koleksi ini merupakan bentuk rekonsiliasi sejarah antara Indonesia dan Belanda. Ia menyebut keputusan Belanda didasari rekomendasi Komite Koleksi Kolonial sebagai sikap bijaksana dalam menghadapi warisan masa lalu yang kompleks.
“Langkah ini memperkuat jembatan persahabatan dan kerja sama baru antara Indonesia dan Belanda, yang dilandasi kesetaraan dan saling menghormati,” ucap dia.
Baca juga: Pemulangan 30 Ribu Artefak dari Belanda Dilakukan Bertahap |
Koleksi Dubois akan ditempatkan di Museum Nasional serta cagar budaya Sangiran yang sudah lama menjadi pusat penelitian manusia purba. Pemerintah juga tengah menyiapkan ruang konservasi khusus dengan standar internasional.
“Kita berkomitmen untuk merawat, meneliti, dan mengedukasi publik melalui koleksi ini. Indonesia harus menjadi pusat penelitian evolusi manusia dunia,” jelas Fadli.
Ia menyebut sekitar 50 hingga 60 persen temuan Homo erectus dunia berasal dari Indonesia. Fakta itu, menurutnya, menjadi alasan kuat agar Indonesia mengambil posisi sentral dalam studi evolusi manusia.
“Kita reclaim, kita ambil kembali hak kita untuk menjadi tuan rumah bagi cerita kita sendiri. Evolusi manusia berdenyut kencang di tanah air kita,” ujar dia.
Kementerian Kebudayaan juga berencana memperluas pemanfaatan koleksi ini dalam ranah edukasi publik. Materi akan disebarkan melalui museum, buku pelajaran, hingga platform digital agar generasi muda mengenal warisan bangsa.
“Setiap anak Indonesia harus tahu bahwa tanah airnya adalah rumah paling awal dari peradaban manusia,” kata Fadli.
Kembalinya fosil Dubois juga dipandang sebagai bukti keberhasilan diplomasi kebudayaan Indonesia. Pemerintah menegaskan akan melanjutkan upaya repatriasi koleksi lain dari berbagai negara, termasuk keris-keris pusaka hingga artefak sejarah yang kini masih tersimpan di museum asing.
“Ini bagian dari cultural rights atau hak-hak budaya kita. Kepulangan koleksi Dubois membuktikan bahwa kita mampu memperjuangkan dan mempertahankan hak kita. Dan perjuangan ini akan terus berlanjut,” ujar Fadli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id