Kampus UGM ilus. DOK UGM
Kampus UGM ilus. DOK UGM

Pengamat Ketahanan UGM Ingatkan Prabowo-Gibran Ancaman Perebutan Pengaruh Geopolitik di Kawasan Indo-Pasifik

Renatha Swasty • 24 Oktober 2024 21:08
Jakarta: Pengamat ketahanan nasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Armaidy Armawi, menyoroti pentingnya kesiapan Indonesia menghadapi ancaman geopolitik yang kian intens di kawasan Indo-Pasifik. Ancaman bukan hanya ancaman militer, tetapi juga melibatkan perebutan pengaruh politik dan ekonomi.
 
“Kawasan Indo-Pasifik ini akan menjadi perebutan dan Indonesia harus siap menghadapi tantangan yang muncul, terutama terkait kedaulatan wilayah dan pertahanan nasional. Filosofi ‘seribu kawan masih sedikit, satu musuh terlalu banyak’ tetap relevan, tetapi harus diiringi dengan kehati-hatian dalam menentukan langkah ke depan,” jelas Armaidy dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 24 Oktober 2024.
 
Armaidy menyebut kawasan yang mencakup Laut Natuna Utara hingga perbatasan selatan dengan Australia, telah menjadi wilayah strategis yang diperebutkan oleh kekuatan global terutama karena sumber daya alam yang melimpah dan lokasinya yang strategis. Armaidy menilai pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga, tetapi juga harus waspada terhadap perebutan pengaruh yang terjadi secara perlahan namun nyata.

Pemerintahan baru diharapkan mampu memanfaatkan situasi global yang tidak menentu untuk memperkuat posisi Indonesia. Sebab, pada akhirnya yang akan terdampak adalah masyarakat Indonesia sendiri.
 
“Transformasi geopolitik ini mungkin tidak terlihat jelas, tetapi perebutan pengaruh dan kekuatan adalah hal yang harus kita waspadai. Ini bukan hanya soal menjaga batas wilayah, tetapi juga mempertahankan sumber daya alam kita dari eksploitasi oleh pihak-pihak luar,” kata dosen Fakultas Filsafat ini.
 
Ia mengungkapkan Indonesia memiliki tantangan besar dalam menjaga wilayahnya yang luas. Sistem pertahanan Indonesia seharusnya berlandaskan pada pemahaman Indonesia adalah negara archipelago.
 
Indonesia juga harus memastikan kekuatan alutsista dan jumlah pasukan cukup memadai untuk menjaga kedaulatan dengan belasan negara yang berbatasan langsung. “Jika dihitung dengan luas wilayah, jumlah pasukan kita masih kurang,” tutur dia.
 
Di tingkat domestik, Armaidy menggarisbawahi pentingnya mengembalikan kepercayaan rakyat sebagai fondasi dari ketahanan nasional. Ia menyebutkan beberapa tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia selama dekade terakhir, seperti pandemi covid-19 dan krisis ekonomi, yang berimbas pada kesejahteraan rakyat, termasuk akses pekerjaan dan pendidikan.
 
“Ketahanan itu bermata dua, yaitu kesejahteraan dan keamanan. Rakyat perlu lebih diperhatikan karena mereka adalah tumpuan dari ketahanan negara,” jelas dia.
 
Armaidy menekankan keberhasilan kabinet baru dalam menghadapi tantangan ini sangat bergantung pada kekompakan, visi kebangsaan yang kuat, serta upaya nyata menegakkan hukum dan mewujudkan konstitusi sebagai landasan dasar ketahanan nasional. Indikator keberhasilan suatu pemerintahan adalah sejauh mana pemerintah mampu mewujudkan konstitusi itu dan berpegang pada konstitusi itu dengan baik dan konsisten.
 
Dia menuturkan di dalam konstitusi tugas pemerintahan negara sangat sederhana, yaitu cara pemerintah negara mampu melindungi segenap warga negaranya. Tidak terdapat jurang antara kaya dan miskin, tetapi seluruh rakyat Indonesia yang sejahtera.
 
"Selanjutnya, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari tiga ini nanti akhirnya bangsa ini dapat bersaing secara global, bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah di tengah pergaulan antarbangsa,” papar dia.
 
Baca juga: KTT BRICS dan Indo-Pasifik: RI Siap Ambil Peran Penting di Panggung Global

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan