"Pertemuan ini juga membahas upaya Indonesia untuk kembali bergabung sebagai anggota aktif dalam International Science Council," kata Mendiktisaintek, Brian Yuliarto, di Gedung Kemendiktisaintek, Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025.
Kemendiktisaintek juga membuka peluang pengembangan program doktoral bersama (joint Ph.D) dengan Australia. Termasuk, skema pendanaan riset bilateral.
Australia menjadi salah satu tujuan utama pengiriman mahasiswa doktoral Indonesia melalui program 400 Scholars yang dikelola Kemdiktisaintek. Melalui forum Strategic Bilateral Dialogue bersama AAC ini, Kemdiktisaintek mempertegas komitmennya menjadikan diplomasi sains sebagai strategi utama membangun jejaring global dan meningkatkan daya saing riset Indonesia.
Baca juga: Fokus Rencana Kerja Kemendiktisaintek 2026: Penguatan SDM Unggul hingga Riset |
“Saatnya kita tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, tetapi juga kontributor penting dalam ekosistem ilmiah global,” kata Brian.
Presiden AAS, Chennupati Jagadish, menyambut positif arah kebijakan tersebut dan menyampaikan komitmen mempererat kolaborasi dengan Indonesia. Termasuk, melalui program mentorship ilmuwan muda, penguatan kapasitas sains untuk kebijakan, dan pelatihan komunikasi sains.
“Ilmu pengetahuan itu bersifat global dan tantangan yang kita hadapi sebagai komunitas dunia hanya bisa diselesaikan melalui kerja sama ilmiah lintas negara,” ujar Chennupati Jagadish.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id