Ilustrasi air. Medcom
Ilustrasi air. Medcom

Hari Air, Peneliti ITS Sebut Perlu Ada Upaya Selamatkan Air Tanah

Renatha Swasty • 22 Maret 2022 09:46
Sayangnya, kebutuhan yang besar ini tidak diikuti konservasi kawasan. Akibatnya banyak masalah muncul.
 
"Salah satu permasalahan yang pelik adalah amblesan," kata Amien.
 
Dia menjelaskan air tanah berada di pori-pori batuan yang semula terisi air setelah diekstrasi menjadi kosong ketika air dipompa naik ke atas permukaan. Antar butiran di bawah tanah terjadi pemadatan, sehingga akhirnya tanah bisa ambles sehingga bangunan dan infrastruktur di sekitarnya mengalami kerusakan.

Pengambilan air tanah tidak terkontrol serta tidak sesuai dengan ketersediaan juga berdampak pada kualitas dan kuantitas sumber air tersebut. "Akibatnya, ketersediaan semakin berkurang dan menyebabkan krisis air tanah di beberapa daerah di Indonesia," kata Amien.
 
Kemudian, pemanfaatan air tanah oleh petani untuk mengairi sawah juga tidak bijak. Petani banyak memakai sumur bor untuk mengairi sawah.
 
Penggunaan air sumur bor ini terus menerus meski musim hujan dan 24 jam. Hal ini terjadi karena sumur bor yang digunakan tanpa keran untuk bisa mengatur kapan air dibutuhkan atau tidak.
 
Kondisi ini diperparah dengan belum adanya aturan spesifikasi dan jarak  antar sumur bor. Padahal, mengairi sawah tidak harus menggunakan air tanah sebab kelas air tanah termasuk kelas A (air minum).
 
"Dampak akibat pengambilan air tanah oleh petani di antaranya banyak air yang terbuang percuma dan penurunan muka air tanah (air sumur) di kawasan permukiman di sekelilingnya," tutur dia.
 
Halaman Selanjutnya
Amien menyebut hal ini berbeda…
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan