Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, menilai ini menunjukkan adanya kebingungan dari pemerintah. Utamanya, dalam menentukan arah pendidikan.
"Kita itu masih kebingungan untuk menentukan arah pendidikan masa depan," ujar Rizal melalui Instagram @gsm_indonesia dikutip Kamis, 17 April 2025.
Ia juga menyoroti sejumlah perubahan kebijakan terlebih erat kaitannya dengan pergantian menteri. "Kita sudah 12 kali ganti kurikulum, mungkin sudah puluhan kali ganti kebijakan," ujar dia.
Baca juga: Sistem Penjurusan di SMA Bakal Dihidupkan Lagi, DPR Minta Dikaji Ulang |
Dia meminta dikembalikannya penjurusan di SMA harus dipertimbangkan dan dipikirkan ulang. Sebab, tiap kebijakan harus memiliki akar berpikir yang kuat, mendalam, bahkan filosofis.
Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti menilai penghapusan jurusan di era Nadiem Makarim tidak relevan dengan keberlanjutan jenjang pendidikan. Pemilihan jurusan segera diformalkan dalam waktu dekat melalui peraturan menteri (permen).
Permen itu akan menggugurkan aturan sebelumnya, yakni Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
"Ini bocoran, jurusan akan kita hidupkan lagi, nanti akan ada jurusan IPA, IPS, dan Bahasa," kata Mu'ti di Jakarta, Jumat, 11 April 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News