Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim mengatakan, pihaknya sangat memahami ancaman learning loss, meningkatnya angka putus sekolah, dan angka perkawinan usia sekolah di beberapa daerah sebagai dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama hampir 1,5 tahun yang belum efektif akan berdampak panjang. Bahkan sangat berpotensi mengancam bonus demografi Indonesia, sebab ini menyangkut kualitas SDM Indonesia sekarang dan nanti.
Namun di sisi lain faktor risiko sangat besar, jika sekolah dipaksa dibuka serentak pertengahan Juli 2021 nanti. Mengingat angka Covid-19 masih tinggi, munculnya varian baru Covid yaitu B.1.1.7 yang penularannya lebih cepat dan ganas, dan angka positivity rate yang masih tinggi di atas 10 persen di banyak daerah.
Tentu opsi memaksa membuka sekolah akan mengancam nyawa, keselamatan, dan masa depan siswa termasuk guru dan keluarganya. Bagi P2G, ada dua indikator mutlak sekolah bisa dimulai tatap muka di awal Tahun Ajaran Baru Juli 2021 nanti.
"Yaitu tuntasnya vaksinasi guru dan tenaga kependidikan, kemudian sekolah sudah memenuhi semua Daftar Periksa kesiapan sekolah tatap muka, yang berisi 11 item, dan dua hal ini tidak bisa ditawar-tawar" ungkap Satriwan, Jumat, 4 Juni 2021.
Baca juga: PTM Terbatas Boleh Digelar Tanpa Vaksinasi, PGRI: Tidak Konsisten
Satriwan melanjutkan, syarat pertama adalah tuntasnya vaksinasi guru. Adapun proses vaksinasi guru dan tendik semula ditargetkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim rampung bulan Juni 2021 bagi sekitar 5 juta pendidik dan tendik, ternyata hingga awal Juni ini baru sekitar 1 juta guru yang divaksin.
"Kami dari awal mendapatkan laporan dari jaringan P2G daerah, vaksinasi guru tendik memang lambat di daerah-daerah. Kami meminta kementerian untuk gerak cepat, apalagi kita baru impor vaksin dari luar," imbuh guru salah satu SMA di Jakarta ini.
Baca juga: Kemendikbudristek: Sekolah Boleh PTM Terbatas Meski Guru Belum Divaksin
P2G mengingat sekali Mendikbudristek juga pernah menyampaikan hal ini ke media, bahwa sekolah baru dapat dibuka jika vaksinasi guru telah rampung. "Kami berharap Pemerintah, Kemendikbud konsisten dengan hal ini, mengingat sudah divaksin saja masih ada potensi terpapar Covid, apalagi belum," tegas Iman Z. Haeri, Kabid Advokasi P2G.
Di sisi lain, mengapresiasi Kemendikbud dan Kemenag yang sudah membuat "Buku Panduan Penyelenggaran Pembelajaran Pauddikdasmen di Masa Covid-19" yang sangat lengkap dan detil, sebagai pedoman bagi pemda dan sekolah dalam menyiapkan Pembelajaran Tatap Muka di awal tahun ajaran baru 2021/2022.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental.
Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga.
Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id