"Ada bebrapa hal yang kami lakukan. Pertama, mengadposi, mempraktikan budaya industri agar tumbuh dan menjadi kebiasaan dan suatu saat jadi karakter dan akan membudaya. Misal, 5R, ringkas, rapi, resik, rawat, rajin," beber Kepala SMKN 2 Salatiga, Sriyanto, dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar: Akselerasi SDM Unggul untuk Indonesia Emas, Kamis, 7 Desember 2023.
Lalu, sekolahnya juga menerapkan 5S, yaitu senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Sekolah juga menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kadang kita mendapatkan suatu fenomena. Anak cerdas, tingginya pas, tapi gagal di medical check up. Di SMK harus disiapkan bersih dan sehat. Jangan sampai anak SMK sudah diabet, sudah asam urat tinggi, bahkan termasuk juga fenomena mata minus. Penggunaan gadget tidak terkendali merusak mata. Ketika MCU ini terjadi kegagalan," beber dia.
Dia mengatakan selain menyiapkan pembelajaran dan soft skill, menyiapkan kantin sehat dan kantin bersih juga perlu. Hal ini agar saat tes kesehatan ketika mendaftar kerja peluang lolosnya lebih besar.
Pihaknya juga mengajarkan siswanya soal safety sejak awal. Sriyanto mengatakan selain sehat, anak juga harus selamat dalam bekerja.
Sriyanto menuturkan SMKN 2 Salatiga yang kini sudah menjadi SMK Pusat Keunggulan juga menerapkan pembelajaran berbasis industri atau teaching factory. Hal ini agar ketika siswa direktut indsutri tidak begitu kaget.
"Agar anak yang bersangkutan tidak terlalu lama beradaptasi dengan industri dan harapannya kesenjangan, keluhan semaki dekat mungkin tidak berjarak dan kepuasan industri makin tinggi," tutur dia.
Baca juga: Harukareh, dari Meja Sekolah ke Fashion Week di Paris |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News