"Hal ini yang perlu kita implementasikan terkait pendidikan kebencanaan yang ada di Kurikulum Merdeka," kata Yogi dalam Gelar Wicara Satuan Pendidikan Aman Bencana melalui YouTube Direktorat SMA, Jumat, 13 Desember 2024.
Menurutnya, banyaknya korban jiwa anak dalam peristiwa bencana karena minimnya pendidikan kebencanaan. Ketidaktahuan itu membuat angka korban tinggi.
"Kalau kita lihat kebencanaan ini di Jepang gempa yang lebih besar malah korban jiwa itu minim dibandingkan Indonesia yang gempanya kecil malah korban jiwanya banyak sekali," ujar dia.
Baca juga: FSGI Minta Sekolah Perkuat Pendidikan Kebencanaan |
Menurutnya, pendidikan kebencanaan melalui kurikulum harus lebih masif. Jangan malah pendidikan kebencanaan dipelajari setelah terjadi atau saat terjadi bencana.
"Sekarang kecenderungannya, saat bencana malah baru berdoyong-doyong belajar dan saat bencana berlalu dilupajkan begitu saja," ujar dia.
Yogi menyebut pendidikan kebencanaan harusnya dilakukan saat kondisi nyaman dan aman bukan saat bencana terjadi. "Itu terlambat. Misal, saat gempa Cianjur beberapa tahun lalu itu anak TK satu ruangan menjadi korban karena kelasnya ambruk. Mungkin kalau sudah diberikan kemampuan, sehingga mampu mitigasi, bisa jadi kondisinya berbeda," tutur Yogi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id