Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti saat meninjau CKG di SDN 02 Cideng, Jakarta Pusat. Metro TV/Joy Jones
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti saat meninjau CKG di SDN 02 Cideng, Jakarta Pusat. Metro TV/Joy Jones

Banyak Adegan Kekerasan, Menteri Mu'ti Minta Siswa SD Tak Main Roblox

Renatha Swasty • 04 Agustus 2025 18:11
Jakarta: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengingatkan bahaya permainan Roblox bagi para murid, khususnya jenjang SD. Mu'ti mengatakan permainan tersebut menampilkan banyak adegan kekerasan.
 
“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya karena itu tidak baik ya,” kata Mendikdasmen Mu'ti saat membuka Kick-off Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah dikutip dari laman Antara, Senin, 4 Agustus 2025. 
 
Ia menilai tingkat intelektualitas murid jenjang pendidikan SD belum sepenuhnya mampu membedakan mana adegan nyata dan rekayasa. Sementara itu, anak-anak pada usia SD merupakan peniru ulung. 

Mereka tanpa ragu menirukan berbagai tindakan yang dilihat saat memainkan gim daring atau menonton konten digital. Mu'ti menekankan untuk menghindari hal itu, anak-anak harus memiliki panduan serta literasi digital sedini mungkin sehingga meminimalisir akses terhadap informasi atau permainan yang mengandung kekerasan.
 
“Misalnya mohon maaf ya, kalau di game itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di game. Kalau dia main dengan temennya, kemudian temennya dibanting, kan jadi masalah,” ujar dia. 
 
Baca juga: Anak Indonesia Habiskan 5,4 Jam Sehari di Dunia Digital, 48% Alami Perundungan Online  

Mu'ti berpesan kepada orang tua agar menguatkan edukasi serta pendampingan terhadap anak ketika menggunakan gawai. Hal itu untuk mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat dari penggunaan gadget berlebihan.
 
"Dampingi (anak saat bermain gawai), harus kita pandu supaya yang diakses adalah yang bermanfaat dan mereka dapat menggunakannya untuk kepentingan-kepentingan yang bersifat edukatif dan bermanfaat," kata dia. 
 
Dia menyebut Kemendikdasmen bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta kementerian lain terkait telah meluncurkan Program Tunas yang bertujuan melindungi anak-anak di dunia digital.
 
Program ini diturunkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP Tunas).
 
Ke depan, pihaknya akan menindaklanjuti program tersebut melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti orang tua, masyarakat, dan para penyedia layanan online.
 
"Tolonglah kami dibantu untuk diberikan anak-anak kita ini layanan yang mendidik, jangan layanan yang dapat merusak mental dan juga merusak intelektual mereka," kata dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan