Hal itu juga tercermin dalam skor Programme for International Student Assessment (PISA). Dalam kemampuan bahasa, Indonesia memiliki skor 469.
"Angka ini menunjukkan kategori kemahiran rendah dalam berbahasa Inggris," kata Syarief dalam RDPU Komisi X DPR RI, Selasa, 12 Februari 2025.
Skor Indonesia jauh berada di bawah negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Singapura berada di peringkat 2, Filipina peringkat 20, Malaysia peringkat 25, dan Vietnam peringkat 58.
Hal ini menunjukkan adanya tantangan signifikan bagi para profesional Indonesia untuk bersaing di kancah internasional. Dengan kata lain, kemampuan bahasa Inggris di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Syarief ingin ada penerapan kurikulum pembelajaran bahasa Inggris yang kuat di Indonesia seperti yang dikenalkan Cambridge University Press & Assessment.
“Kehadiran kurikulum internasional (Cambridge) memang sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris masyarakat, saya tekankan kemampuan bahasa Inggris kita memang masih dibawah standar," ujar dia.
Ia menyebut ada beberapa tantangan yang menyebabkan kemahiran orang Indonesia dalam berbahasa Inggris rendah. Pertama, minimnya lingkungan di mana Bahasa Inggris diterapkan dalam pergaulan sehari-hari. Akibatnya, paparan masyarakat dalam menggunakan Bahasa Inggris sangat sedikit.
“Bagi mereka yang beruntung memiliki uang lebih pasti akan memilih keluar negeri karena dengan demikian bahasa Inggris mereka akan semakin bagus karena adanya dukungan lingkungan, namun tidak berlaku untuk sebaliknya," tutur dia.
Cambridge University Press & Assessment sedang membangun kolaborasi dengan berbagai organisasi, jaringan sekolah untuk sistem pendidikan di Indonesia. Terutama kesiapan pembelajaran bahasa Inggris.
Deputy Managing Director Global Commercial Cambridge University Press & Assessment, Paul Colbert, menjelaskan pihaknya mengembangkan kurikulum untuk pembelajaran bahasa Inggris yang efektif. Tak cuma untuk siswa, namun juga bagi guru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News