Ketua Umum Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Jawa Timur Periode 2024-2029 Satria Gentur Pinandita. DOK UGM
Ketua Umum Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Jawa Timur Periode 2024-2029 Satria Gentur Pinandita. DOK UGM

Kisah Ketum KAGAMA Jatim, Pernah Dilempar Skripsi Kini Sukses Jadi Direktur Ajinomoto

Renatha Swasty • 24 Oktober 2024 11:13
Jakarta: Satria Gentur Pinandita resmi diangkat sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Jawa Timur Periode 2024-2029. Penetapan melalui Musyawarah Daerah (Musda) di AMG Tower, Surabaya.
 
Pria kelahiran Solo, 24 September 1968 itu berasal dari keluarga pedagang batik di Pasar Beringharjo. Sejak mulai sekolah, ia pindah ke Yogyakarta.
 
Ia lalu berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambil Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian pada 1989 dan lulus tahun 1993. "Baru setelah itu bekerja di Ajinomoto,” ucap anak pertama dari dua bersaudara tersebut dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 24 Oktober 2024.

Semasa kuliah, Satria mengaku bukan mahasiswa yang unggul dalam akademik. Bahkan, beberapa kali skripsinya mendapatkan teguran dosen hingga dilempar di depan mata.
 
Kejadian itu membuatnya sedih namun juga memotivasi untuk terus belajar. Ketika sudah memasuki jenjang karier, Satria justru tertawa ketika membaca skripsinya dulu.
 
Yo ternyata uwelek. Kok ngene ya garapanku dewe? (Ya ternyata jelek, kok seperti ini ya kerjaanku sendiri?). Saya kira itu adalah pendidikan mental, bahwa kamu harus kuat," cerita Satria.
 
Bangku kuliah juga menjadi tempat pertama kali Satria mengenal perusahaan Ajinomoto. Saat itu, ia mengikuti kunjungan ke perusahaan oleh program studinya.
 
Satria sempat beranggapan produk MSG (Monosodium Glutamat) produksi Ajinomoto bukanlah produk sehat. Setelah bekerja, barulah ia mengakui image yang dibangun di masyarakat selama ini ternyata salah.
 
“Saya dulu menganggap produk ini tidak sehat. Ternyata salah, produk Ajinomoto itu berasal dari tetes tebu yang difermentasi,” beber dia.
 
Fungsi utama MSG adalah untuk meningkatkan cita rasa makanan dan menambah unsur umami. MSG juga salah satu bahan makanan tambahan yang paling aman dikonsumsi dan berizin.
 
Awal kariernya tidak berjalan mulus sebagai lulusan sarjana. Dia mengungkapkan ada hal menarik ketika memulai karier di perusahaan Jepang seperti Ajinomoto.
Kultur perusahaan Jepang menganut sistem Long Life Employment atau pekerja jangka panjang. Perusahaan sangat menghargai loyalitas karyawan yang telah bekerja bertahun-tahun.
 
Setiap karyawan juga dilatih memahami langsung kondisi lapangan, bahkan hingga tingkat manajerial. “Saya dulu diajarkan untuk tidak malu-malu terjun ke bawah. Justru kalau kita tidak mengenal lapangan, ada laporan masuk kita tidak paham,” tutur Satria.
 
Ia ikut membersihkan pabrik ketika training dan berpindah-pindah cabang perusahaan. Perlahan tapi pasti, kariernya semakin naik karena ketekunan dan sikap disiplin yang ia terapkan hingga saat ini
menjabat sebagai Direktur & Deputi Factory Manager PT Ajinomoto Indonesia.
 
Satria menyebut tingkat lay-off perusahaan Jepang rendah, selain itu juga menerapkan kerja berkelompok. Setiap pekerjaan diserahkan pada kelompok kerja dan dinilai sebagai hasil kelompok.
 
Ada beberapa orang yang cocok dengan sistem kerja seperti ini, namun ada juga yang lebih cocok di perusahaan Eropa dan Amerika yang cenderung mengacu pada kompetensi individu.
 
"Hampir seluruh perusahaan Jepang seperti itu. Penting juga untuk memperhatikan adaptabilitas perusahaan, karena zaman cepat berubah. Bukan perusahaan kuat yang bertahan, tapi perusahaan adaptif,” jelas Satria.
 
Kemampuan adaptabilitas juga harus dimiliki oleh individu. Seseorang harus mampu berubah setelah melihat peluang dan tantangan zaman.
 
Satria menginginkan hal yang sama untuk UGM. Dia menyebut UGM sebagai universitas harus bisa beradaptasi dengan perubahan.
 
Pengembangan ilmu pengetahuan semakin pesat dengan adanya kemajuan teknologi. Karenanya, UGM bisa berfokus membentuk lulusan tepat sesuai dengan nilai yang dimiliki.
 
“Semoga UGM dan mahasiswanya itu bisa beradaptasi dengan kondisi dunia saat ini. Universitas harus memikirkan lulusannya seperti apa 10-15 tahun ke depan,” ujar dia.
 
Baca juga: Dirikan Sekolah Anak Muda, Alumnus UGM Raih Beasiswa IYLP ke New Zealand

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan