Alumnus S2 Prodi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Andi Alfian. DOK UGM
Alumnus S2 Prodi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Andi Alfian. DOK UGM

Dirikan Sekolah Anak Muda, Alumnus UGM Raih Beasiswa IYLP ke New Zealand

Renatha Swasty • 17 September 2024 16:08
Jakarta: Alumnus S2 Prodi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Andi Alfian, berhasil terpilih sebagai penerima Beasiswa Indonesian Young Leaders Program (IYLP) INSPIRASI 2024 untuk studi singkat ke New Zealand. Ia mendapatkan kesempatan belajar selama satu semester di Auckland University of Technology (AUT), Selandia Baru.
 
Beasiswa ini didanai langsung oleh New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade sebagai bagian dari program kerja sama pembangunan internasional di Indonesia. Alfian akan mengikuti rangkaian kegiatan yang dimulai dengan kursus tentang pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Course) yang dibagi menjadi dua kegiatan.
 
Kegiatan ini sudah dilaksanakan pada Juni 2024 melalui Residential Learning secara tatap muka selama dua minggu di Kupang. SDC kedua akan dilaksanakan secara penuh di Selandia Baru selama 12 pekan, dimulai pada September hingga Desember 2024.

Alfian berkesempatan mempelajari keterampilan riset dengan pendekatan partisipatif dan memahami cara mencapai tujuan pembangunan melalui perspektif lintas isu seperti hak asasi manusia, gender, inklusi sosial, dan dampak lingkungan. Hal ini sejalan dengan advokasi Alfian kepada masyarakat adat melalui Sekolah Anak Muda yang ia dirikan.
 
Alfian bercerita, ia bersama temannya mendirikan Sekolah Anak Muda (SEKAM), sebuah organisasi sebagai ruang pertukaran pengetahuan kewargaan antara anak muda dan masyarakat adat. Khususnya terkait pengetahuan dan praktik agama leluhur dan kesadaran ekologis di masyarakat adat.
 
“Salah satu program utama kami adalah Anak Muda Mengajar atau Amuga yang dirancang untuk menghubungkan anak muda dari wilayah perkotaan dengan komunitas adat di pedesaan,” kata Alfian dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 17 September 2024.
 
Melalui program ini, anak muda dari seluruh Indonesia datang untuk mengajar keterampilan literasi dasar seperti menulis, membaca, dan menghitung kepada anak-anak adat sambil mereka juga belajar tentang pengetahuan adat langsung dari para tetua adat.
 
Program Anak Muda Mengajar sudah berjalan selama tiga tahun berturut-turut sejak 2022 di masyarakat adat Bara dan Cindakko di Sulawesi Selatan dan masyarakat adat Huaulu di pulau Seram, Maluku tahun ini. Alfian berharap melalui program ini bisa menjembatani pertukaran pengetahuan antara anak muda urban mendapatkan pemahaman tentang cara hidup harmonis dengan alam.
 
“Sedangkan anak-anak adat mendapatkan pendidikan terkait literasi dasar,” papar dia.
 
Pemerintah New Zealand lewat Union Aid membuka beasiswa IYLP sebagai peluang untuk anak-anak muda Indonesia yang aktif berpartisipasi dalam gerakan pembangunan berkelanjutan di Indonesia untuk belajar ke New Zealand tentang Sustainable Development.
 
Alfian mengakui beasiswa yang ia dapatkan tidak lepas dari kiprahnya aktif berpartisipasi dalam program pembangunan masyarakat adat di Indonesia Timur, khususnya pulau Sulawesi dan Maluku melalui organisasi Sekolah Anak Muda.
 
“Ketepilihan saya karena mewakili isu masyarakat adat, spesifiknya ke isu agama leluhur dan pembangunan,” ujar lulusan CRCS SPs UGM Tahun 2023 ini.
 
Program beasiswa pertukaran pemuda ini turut menyediakan akses pengetahuan terhadap kebijakan, praktik, dan lembaga-lembaga yang relevan di Selandia Baru. Termasuk pengenalan pada pendekatan pembangunan M?ori dan Perjanjian Waitangi.
 
“Para peserta mendapatkan kesempatan untuk tinggal di Marae, tempat pertemuan masyarakat adat M?ori dan mengunjungi berbagai organisasi pemerintah serta non pemerintah, seperti Komisi Hak Asasi Manusia dan Parlemen Selandia Baru,” beber dia.
 
Sebelum berangkat ke New Zealand, Alfian mengikuti kursus peningkatan keterampilan Bahasa Inggris untuk tujuan akademik dan profesional yang disediakan oleh UnionAid. Tujuannya, mendukung penerima beasiswa dalam berkomunikasi secara efektif di lingkungan internasional, termasuk dalam penulisan laporan riset dan proposal program mereka.
 
Setelah menyelesaikan pembelajaran SDC bagian kedua di kota Auckland, Selandia Baru, Alfian akan kembali ke Indonesia untuk melaksanakan proyek aksi partisipatif di komunitasnya. Proyek aksi partisipatif ini akan didukung oleh UnionAID, BaKTI, dan tim alumni INSPIRASI.
 
“Kita akan kembali ke Indonesia untuk mengimplementasikan proyek yang sudah kita desain selama program beasiswa ini. Pada fase implementasi ini, kita akan menerapkan pembelajaran yang telah kita dapatkan dari Selandia Baru ke dalam aksi pembangunan di Indonesia,” ujar Alfian.
 
Baca juga: Keren! 2 Alumni UGM Dapat Beasiswa Arryman Studi S2 Sekaligus S3 di Inggris

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan