Mendikdasmen Abdul Muti. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Mendikdasmen Abdul Muti. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Mendikdasmen Ingatkan Pendisiplinan pada Siswa Tak Boleh Menentang Nilai Pendidikan

Renatha Swasty • 13 Januari 2025 20:06
Jakarta: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengingatkan sekolah tak boleh menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan dalam penegakan kedisiplinan. Pendisiplinan harus dengan tindakan mulia.
 
"Ke depan kami mohonlah supaya sekolah ya, baik negeri maupun swasta, tidak menggunakan cara-cara yang berkaitan dengan disiplin, baik disiplin akademik maupun disiplin administrasi, yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan," ujar Mu'ti dikutip dari laman Antara, Senin, 13 Januari 2025.
 
Dia menyampaikan nilai pendidikan menunjukkan pendidikan harus dilakukan dengan tindakan-tindakan mulia, baik kepada murid, guru, maupun ilmu. "Pendidikan ini harus menjadi proses yang memuliakan, memuliakan murid, memuliakan guru dan memuliakan ilmu," tegas dia.

Hal tersebut disampaikan Mu'ti menanggapi video rekaman yang viral di media sosial mengenai anak yang dihukum duduk di lantai lantaran belum membayar SPP di Medan, Sumatera Utara. Menurutnya, cara seperti itu tidak mencerminkan nilai pendidikan yang seharusnya memuliakan murid.
 
Baca juga: Tunggak SPP, Siswa di Medan Dihukum Belajar di Lantai

Sebelumnya, M (10), siswa kelas 4 SD swasta di Kota Medan, harus menjalani hukuman dengan duduk di lantai selama dua hari pada 6-7 Januari 2025 saat kegiatan belajar mengajar. M duduk di lantai mulai pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.
 
M dihukum oleh wali kelasnya, guru berinisial H, karena menunggak SPP selama tiga bulan, yakni Oktober hingga Desember 2024. Mu'ti mengungkapkan berdasarkan informasi yang dia peroleh dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara, permasalahan tersebut telah diselesaikan oleh para pihak terkait.
 
"Masalahnya sudah dianggap selesai dan sudah ada jalan keluar yang bisa diterima oleh kedua pihak," kata dia.
 
Mu'ti mengatakan masalah itu terjadi karena adanya miskomunikasi antara guru di kelas dan kebijakan yayasan. "Anaknya itu sudah tidak ada masalah dengan gurunya itu, bahkan guru itu sebenarnya guru idolanya anak itu," beber Mu'ti.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan