"Kalau ada isu terkait dokumen kelulusan yang hilang akibat bencana, tentu Kemendiktisaintek memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengajukan dokumen pengganti," kata Khairul di sela-sela penyerahan bantuan dari Kemendiktisaintek kepada mahasiswa Universitas Andalas (Unand) dikutip dari laman Antara, Senin, 15 Desember 2025.
Dia memahami bencana hidrometeorologi dan ekologis di Provinsi Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat memberikan dampak signifikan pada semua lini termasuk dokumen milik mahasiswa atau alumni. Khairul memastikan Kemendiktisaintek akan responsif terkait hal-hal yang berkaitan dengan dokumen seperti ijazah yang hilang akibat bencana alam.
Namun, beberapa perguruan tinggi di Tanah Air saat ini sudah mempunyai kebijakan khusus yakni menerbitkan ijazah dalam bentuk fisik dan digital. Terobosan ini dinilai visioner sebagai langkah antisipatif terhadap kejadian yang tak terduga seperti bencana alam.
Rektor Unand, Efa Yonnedi, mengatakan sejak 2025 untuk pertama kalinya perguruan tinggi menyerahkan ijazah digital kepada wisudawan. Artinya, setiap lulusan memiliki dua dokumen ijazah yakni dalam bentuk fisik dan dokumen digital.
Inovasi terbaru ini untuk memastikan perlindungan arsip tetap terjaga serta menghindari kerusakan dokumen, hilang dan lain sebagainya. Inovasi tersebut mendapat pengakuan dan apresiasi langsung dari Kemendiktisaintek, serta menjadikan Unand sebagai kampus percontohan di Tanah Air dalam hal digitalisasi dokumen kelulusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News