"Dalam catatan terakhir itu ada sekitar 22 ribu mahasiswa yang terdampak bencana ini," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi di sela-sela penyerahan bantuan dari Kemendiktisaintek kepada mahasiswa Universitas Andalas (Unand) dikutip dari laman Antara, Senin, 12 Desember 2025.
Khairul Munadi menjelaskan 22 ribu mahasiswa yang terdampak itu dalam kondisi bervariatif. Ada yang terkena langsung, kerusakan tempat tinggal, hingga orang tuanya menjadi korban bencana.
"Adik-adik mahasiswa yang mengalami langsung bencana ini, seperti orang tuanya yang ikut terdampak akan berdampak pula pada pembiayaan pendidikan mereka," ujar dia.
Baca Juga :
Kemendiktisaintek: Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra Dapat Bantuan Biaya Hidup Rp1,25 Juta per Bulan
Dia menyebut data tersebut belum final karena saat ini beberapa perguruan tinggi di daerah terdampak bencana masih terus memperbarui data. Sementara itu, sejumlah mahasiswa juga sudah berangsur kembali ke rumah masing-masing.
Khairul memastikan Kemendiktisaintek akan terus hadir dan mengawal pendataan untuk memastikan setiap korban atau penyintas banjir bandang dan tanah longsor, khususnya mahasiswa mendapatkan bantuan sesuai skala prioritas yang ditetapkan.
Rektor Unand, Efa Yonnedi, mengatakan sejak awal bencana pihaknya langsung bergerak cepat dengan mendirikan posko tanggap darurat bagi sivitas akademika maupun masyarakat sekitar lingkungan kampus. "Posko yang kita dirikan ini sangat bermanfaat bagi pusat distribusi logistik, alat kesehatan, obat-obatan dan sebagainya," ujar dia.
Bahkan, perguruan tinggi mengirimkan langsung beberapa dokter atau tenaga medis untuk membantu percepatan penanganan dampak bencana di Kabupaten Agam yang menjadi lokasi terparah di Ranah Minang. Unand juga mendirikan posko komando medis di Kabupaten Agam yang menjadi penghubung dengan perguruan tinggi lain di luar Sumbar dalam menangani dampak bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News