Video itu juga makin memperjelas deforestasi atau penggundulan hutan yang merupakan salah satu isu lingkungan yang terus menjadi perhatian dunia, khususnya Indonesia. Aktivitas penebangan hutan secara masif tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga berkontribusi terhadap perubahan iklim global dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Terdapat 15 penyebab deforestasi yang mengancam ekosistem. Sebelum membahas lebih jauh, yuk kenali apa itu deforestasi? Simak penjelasannya di bawah ini!
Apa itu deforestasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deforestasi merupakan penebangan hutan yang dilakukan dalam skala besar. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P.30/Menhut II/2009 mendefinisikan deforestasi sebagai perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Aktivitas ini sering dilakukan untuk berbagai kepentingan seperti pertanian, perkebunan, peternakan, hingga pembangunan permukiman.Dilansir dari Green Earth, deforestasi merupakan kerusakan hutan secara permanen yang berdampak signifikan terhadap siklus karbon global dan lingkungan. Hutan sendiri berperan penting dalam mengatur iklim Bumi karena mampu menyimpan karbon dioksida dalam jumlah besar melalui proses fotosintesis, sehingga berfungsi sebagai penyerap karbon.
Namun, deforestasi dapat mengganggu siklus karbon dengan melepaskan karbon dioksida ke atmosfer sekaligus mengurangi jumlah pohon yang menyerap emisi karbon. Akibatnya, deforestasi menjadi salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca yang disebabkan manusia, yakni sekitar 15 persen dari total emisi global.
Lantas, apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya deforestasi? Berikut penjelasan lengkapnya:
15 penyebab deforestasi yang mengancam ekosistem
1. Pengembangan area pertanian
Pengembangan area pertanian menjadi salah satu faktor dominan penyebab deforestasi, dengan kontribusi mencapai lebih dari 70 persen dari total laju deforestasi. Aktivitas pertanian yang mencakup pembukaan kawasan hutan dalam skala luas untuk bercocok tanam, penebangan, dan pemanfaatan kayu sebagai bahan bakar merupakan kegiatan-kegiatan pokok yang memberi andil besar terhadap penggundulan hutan.Pertanian skala kecil untuk mencukupi kebutuhan keluarga petani, maupun pertanian berskala komersial yang memasok hasil panen untuk pasar ekspor atau domestik, sama-sama bertanggung jawab atas hilangnya ratusan bahkan ribuan hektar kawasan hutan.
2. Peternakan dan lahan penggembalaan
Aktivitas peternakan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan produksi daging turut menjadi pemicu penting deforestasi. Para peternak kerap membuka kawasan yang sangat luas untuk dijadikan padang penggembalaan ternak mereka, yang berakibat pada berkurangnya area berhutan.Meningkatnya kebutuhan daging di pasar global juga mendorong bertambahnya lahan yang diperlukan untuk usaha peternakan. Tak hanya lahan penggembalaan, tanaman pakan seperti kedelai juga ditanam dalam jumlah besar untuk memberi makan hewan ternak, yang makin menambah tekanan terhadap ekosistem.
3. Industri penebangan kayu
Selanjutnya, penebangan dan pengambilan kayu masuk dalam kategori penyebab utama deforestasi di berbagai belahan dunia, khususnya di kawasan Amerika Utara dan Rusia. Hutan menjadi aset berharga yang menghasilkan berbagai produk kayu untuk keperluan pembangunan, pembuatan perabotan, hingga industri kertas.Pengelolaan hutan yang berkelanjutan seharusnya melibatkan sistem pemilihan pohon yang tepat untuk ditebang dan memberikan kesempatan hutan untuk pulih kembali. Namun kenyataannya, praktik penebangan yang tidak memperhatikan keberlanjutan telah menjadi bisnis triliunan rupiah yang digerakkan oleh tingginya permintaan pasar akan produk kayu murah.
4. Perkembangan kota dan urbanisasi
Perkembangan kota dan urbanisasi membawa dampak cukup serius terhadap deforestasi yang turut andil dalam kerusakan lahan berhutan di berbagai tempat. Ketika wilayah perkotaan berkembang, kebutuhan akan berbagai sumber daya untuk menunjang kehidupan penduduknya pun meningkat, termasuk permintaan terhadap produk seperti daging dan hasil pertanian.Lonjakan permintaan ini memicu deforestasi baik secara langsung, lewat pengubahan lahan hutan menjadi kawasan perumahan atau pertanian, maupun secara tidak langsung, lewat peningkatan tekanan terhadap hutan sebagai penyedia sumber daya.
5. Bertambahnya jumlah penduduk
Selanjutnya, seiring bertambahnya populasi manusia di seluruh dunia, kebutuhan akan pangan, tempat tinggal, dan berbagai sumber daya alam ikut meningkat. Kondisi ini memberikan dampak langsung terhadap deforestasi karena kebutuhan lahan yang lebih luas untuk pertanian dan permukiman mendorong konversi hutan menjadi area pertanian dan kawasan perkotaan.Pembukaan lahan pertanian adalah salah satu pemicu utama deforestasi di tingkat global. Kondisi ini terjadi karena seiring populasi terus bertambah, permintaan akan makanan juga meningkat, yang pada akhirnya memberi tekanan kepada petani untuk membuka lahan lebih banyak guna menanam tanaman dan beternak.
6. Kebutuhan sumber daya yang meningkat
Meningkatnya kebutuhan terhadap berbagai sumber daya menjadi penggerak utama terjadinya deforestasi. Tingginya permintaan terhadap produk kayu serta hasil pertanian seperti minyak kelapa sawit dan kedelai telah menyumbang terhadap laju deforestasi yang tidak dapat dipertahankan.Permintaan global terhadap produk kayu telah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kayu dimanfaatkan untuk bermacam keperluan, mulai dari pembuatan kertas, furniture, hingga material konstruksi.
7. Metode tebang bakar
Metode tebang bakar, yang juga dikenal dengan istilah pertanian berpindah adalah cara tradisional dalam mengkonversi hutan yang melibatkan pembukaan lahan berhutan dengan cara menebang pohon-pohon kemudian membakar kawasan tersebut untuk dijadikan lahan pertanian atau perkebunan.Prosesnya dimulai dengan menebang pohon dan tumbuhan di suatu kawasan, membiarkannya mengering selama beberapa minggu, lalu membakar sisa-sisa tebangan tersebut. Panas yang dihasilkan dari pembakaran akan membakar material organik dalam tanah dan melepaskan zat hara yang bisa digunakan untuk menyuburkan lahan.
8. Perluasan kawasan industri dan manufaktur
Perluasan kawasan manufaktur dan industri menjadi salah satu faktor pendorong utama deforestasi di berbagai negara. Proses industrialisasi telah mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap berbagai sumber daya seperti kayu, mineral, dan bahan mentah lainnya.Dampak dari deforestasi berskala besar untuk kepentingan industri sangatlah beragam. Ekosistem hutan adalah sistem rumit yang menawarkan berbagai keuntungan, termasuk keanekaragaman hayati, kesuburan tanah, dan kemampuan menyerap karbon.
9. Pertanian intensif
Pertanian intensif merupakan salah satu penyebab utama deforestasi di seluruh dunia. Sistem pertanian ini melibatkan budidaya tanaman dalam skala besar dengan penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan kimia tambahan dalam jumlah tinggi.Cara ini sering diterapkan untuk memproduksi komoditas seperti kedelai dan minyak sawit yang memiliki permintaan tinggi untuk keperluan pakan ternak dan berbagai sektor industri lainnya.
10. Eksploitasi sumber daya alam berlebihan
Eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan adalah pemicu utama terjadinya deforestasi. Kondisi ini terjadi saat manusia mengambil lebih banyak sumber daya dibandingkan dengan kemampuan alam untuk memulihkannya secara alami, yang mengakibatkan menipisnya sumber daya alam seperti mineral, bahan bakar fosil, dan kayu.Aktivitas yang turut berkontribusi pada jenis deforestasi ini mencakup kegiatan pertambangan, penebangan, serta ekstraksi minyak dan gas bumi.
11. Konversi lahan untuk perkebunan sawit
Berdasarkan riset tahun 2019 yang berjudul 'What causes deforestation in Indonesia?', tercatat selama periode 2001-2016, faktor terbesar penyebab deforestasi di Indonesia (23 persen) merupakan konversi lahan hutan menjadi area perkebunan kelapa sawit.Perkebunan kelapa sawit, secara khusus, telah menjadi pendorong utama penggundulan hutan tropis di wilayah Asia Tenggara dan Afrika Tengah, di mana kawasan luas telah dibuka untuk keperluan perkebunan sawit.
12. Kegiatan pertambangan
Beragam jenis mineral tersimpan di dalam tanah kawasan hutan, seperti emas maupun batu bara. Karena itu, kerusakan hutan sangat mungkin terjadi karena penebangan pohon untuk memudahkan proses ekstraksi mineral serta pembangunan akses jalan yang memperlancar proses pengangkutan hasil tambang.Pertambangan merupakan penyebab signifikan lain dari deforestasi, karena kerap membutuhkan pembukaan kawasan hutan yang luas untuk mengakses deposit mineral dan logam bernilai tinggi.
13. Pembangunan prasarana
Berikutnya, pembangunan prasarana juga memberikan kontribusi terhadap deforestasi. Dalam konteks ini, perkembangan di sektor transportasi memiliki peran cukup besar karena pembangunan akses jalan dilakukan untuk mempermudah mobilitas manusia.Pembangunan jalan mengharuskan penebangan pohon terlebih dulu agar proses konstruksinya lebih mudah. Akibatnya terjadi perubahan fungsi lahan menjadi area perkebunan sawit karena minyak kelapa sawit digunakan dalam produksi bahan bakar minyak seperti biosolar yang lebih efisien dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
14. Pemenuhan kebutuhan harian
Sebagai usaha memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti tisu dan kertas. Tisu dan kertas diproduksi dari serat-serat kayu sehingga dapat memicu deforestasi bila penebangan pohon dilakukan tanpa sistem tebang pilih.Semakin tinggi konsumsi tisu dan kertas, maka semakin banyak pula pohon yang harus ditebang. Hal ini menjadi salah satu bentuk kontribusi tidak langsung dari kebiasaan masyarakat terhadap terjadinya deforestasi.
15. Pembangkit energi biomassa
Pembangkit energi biomassa yang memanfaatkan bahan organik dari hutan untuk menghasilkan energi dan menjadi sumber energi utama di beberapa daerah, bisa menjadi penyebab lain dari deforestasi apabila pengelolaannya tidak berkelanjutan.Meskipun biomassa bisa menjadi sumber energi terbarukan, pengambilan bahan bakar biomassa yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan penebangan hutan yang berlebihan.
Dampak dan upaya mengatasi deforestasi
Deforestasi membawa berbagai dampak negatif bagi lingkungan. Penggundulan hutan dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir karena hutan berfungsi sebagai tempat penyerapan air hujan. Selain itu, deforestasi juga memicu efek rumah kaca, mengancam keanekaragaman hayati, menyebabkan erosi lahan, hingga membuat suhu bumi meningkat.’Untuk mengatasi deforestasi, beberapa upaya yang dapat dilakukan yakni melakukan reboisasi, atau menggunakan teknik tebang pilih saat hendak menebang pohon. Cara lain dapat mengganti penggunaan tisu dengan sapu tangan, mengurangi penggunaan kertas, menggunakan alat transportasi secara bijak, serta menggunakan alat listrik secara tepat guna.
(Bramcov Stivens Situmeang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News