Pembaruan dan akurasi data siswa sangat penting dalam penyaluran dana BOS. Mengingat pengalokasian besaran dana BOS bergantung pada seberapa banyak jumlah siswa di sekolah yang bersangkutan.
Semakin banyak jumlah siswa, maka akan semakin besar pula dana BOS yang ditransfer ke sekolah. Bukan tanpa sebab, berkaca dari pengalaman sebelumnya, jumlah siswa acap kali tiba-tiba melonjak saat penyaluran dana BOS. Atau, tak sedikit pula kasus, sekolah yang tidak menghapus data siswa yang sudah lulus dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Karena masa lampau bisa saja sekolah tidak langsung mengeluarkan (data) siswa yang sudah lulus terutama untuk bulan September, yang sudah lulus tidak dikeluarkan, sehingga berpengaruh pada dana yang harus disalurkan," terang Agus usai Rakor bersama Mendikbud, Menkeu dan Kementerian Agama serta Kementerian Dalam Negeri, di kantor PMK, Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Maret 2020.
Baca juga: Sri Mulyani: Penyaluran Dana Pendidikan akan Disederhanakan
Untuk itu pihaknya melakukan Koordinasi dengan Kemendikbud, Kemenkeu, Kemenag, dan Kemendagri untuk membenahi persoalan pendataan siswa dan sekolah ini. "Kita ingin pastikan betul supaya jangan sampai muridnya bertambah. Sama seperti kasusnya kan sama dengan program lain, kalau basisnya orang maka tiba-tiba jumlahnya naik. Jangan sampai ada siswa yang sudah lulus tadi, tidak segera dikeluarkan dari Dapodik. Padahal ini dipakai untuk menghitung dana BOS berikutnya," terang Agus.
Baca juga: Data Dana Bos Dirapikan dalam Satu Platform Terintegrasi
Sementara itu, kata Agus, Mendikbud Nadiem yang hadir dalam Rakor tersebut menyampaikan tengah mengembangkan sistem pangkalan data yang lebih terintegrasi. Platform yang dikembangkan dari Dapodik ini rencananya akan rampung tahun depan.
"Sedangkan membangun integrated platform untuk mendata berbagai komponen siswa atau guru. Sehingga tahun depan sudah siap," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News