"Aku lahir 1995 dan saat sekolah itu aku sudah mengalami kendala harus tertunda SD dua tahun. Yang harusnya mulai 2001 jadi 2003," cerita Umar dalam siaran Instagram @univ_airlangga, Kamis, 17 April 2025.
Sulitnya masuk sekolah kembali ia rasakan ketika SMP dan SMA. "Ternyata berlanjut sampai kuliah. Bahkan sempat ditolak 15 kampus di Surabaya, kecuali Unair," ungkap Umar.
Ia memutuskan lanjut kuliah di Universitas Airlangga (Unair) sampai lulus program Magister atau S2. Saat itu, Umar mengambil studi Ilmu Komunikasi.
"Beruntung memang Unair itu sangat ramah disabilitas, menyediakan kebutuhan disabilitas, itu aku ditanyakan kebutuhannya apa jadi sangat memfasilitasi," beber dia.
Baca juga: Kisah Dhani, Kejar Mimpi Jadi Dokter Gigi dengan Satu Kaki hingga Raih LPDP di Jerman |
Setelah lulus, ia mendapatkan kesempatan studi Doktor (S3) dengan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Saat ini, dia kuliah di University of Sydney dengan bidang yang sama, di Department of Media and Communication.
Umar memilih University of Sydney karena mengikuti supervisor yang akan memfasilitasi risetnya di kampus tersebut. Selain itu, Australia dikenal sangat ramah disabilitas.
Dalam meraih gelar doktor, Umar akan meneliti terkait disabiltas dalam komunitas digital.
"26 September 2022 saya dinyatakan diterima LPDP. Bersama Prof Goggin dan Prof Jen (dari University of Sydney), penelitian saya akan berkolaborasi dengan Department of Media and Communication, Centre for Disability Research and Policy dan Sydney Southeast Asian Centre," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News