Rektor ITS Bambang Pramujati. DOK ITS
Rektor ITS Bambang Pramujati. DOK ITS

Rektor Ungkap Keseriusan ITS Berkontribusi dalam Mitigasi Bencana

Renatha Swasty • 16 Mei 2024 09:36
Jakarta: Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Bambang Pramujati, menegaskan komitmen pihaknya berkontribusi dalam mitigasi bencana sebagai pentahelix atau segi lima yang melibatkan pemerintah, media, komunitas, akademisi, serta pengusaha. ITS mengambil peran pada proses edukasi dan kajian terkait risiko bencana maupun mitigasinya.
 
Bambang menyebut keseriusan ITS ditunjukkan lewat pembentukan Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI). Pusat penelitian ini menawarkan dan menurunkan ide-ide pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim melalui hasil riset beragam keilmuan.
 
“Hasil kajiannya kemudian dipublikasikan dan dijadikan bahan acuan untuk sinergi penyelesaian masalah dengan pihak lainnya,” kata Bambang melalui keterangan tertulis, Kamis, 16 Mei 2024.

Mantan Wakil Rektor IV ITS ini mengungkapkan pihaknya juga telah berperan aktif dan turun tangan langsung dalam upaya penyelesaian masalah ini dengan membentuk tim khusus. Bahkan, tim ITS Tanggap Bencana yang dibentuk pada 2018 terjun langsung untuk membantu korban gempa Lombok di tahun yang sama.
 
Tim akhirnya berubah nama menjadi satuan tugas (satgas) kemanusiaan yang juga membantu menangani permasalahan covid-19. Bambang memaparkan ITS selalu menampilkan video petunjuk keselamatan untuk memberi edukasi saat terjadi bencana.
 
Selain itu, tersedia pula petunjuk arah dan petunjuk keselamatan di setiap gedung departemen serta unit kerja di ITS. Pihaknya juga menyediakan kontak pengaduan yang akan diarahkan menuju petugas terkait untuk membantu lebih komprehensif.
 
Ke depan, Bambang menegaskan ITS tidak akan berhenti memberikan kontribusi maksimal dalam upaya mengoptimalisasi pentahelix mitigasi bencana. ITS tidak hanya akan berfokus pada kajian mitigasi tetapi juga mulai memberi edukasi dan membantu upaya restorasi pascabencana.
 
“Tentu dengan melibatkan juga mahasiswa dan seluruh elemen kampus di dalamnya untuk berkontribusi langsung ke masyarakat,” tutur dia.
 
Pakar terkait kebencanaan Masyarakat Tangguh Indonesia (MTI) sekaligus peneliti senior dari Puslit MKPI ITS, Amien Widodo, mengungkapkan edukasi yang diterima masyarakat untuk menghadapi bencana masih belum menyeluruh. Alih-alih menganggap bencana sebagai sebuah alarm bahaya, masih banyak masyarakat yang menerima bencana sebagai sebuah takdir.
 
“Hal ini harus segera diputus lewat peran ITS dan seluruh pihak dalam pentahelix ini,” ujar dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini mengingatkan.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Agus Hebi Djuniantoro, menuturkan pemerintah daerah mengambil bagian dalam pembuatan aturan dan penanganan masyarakat yang lebih umum. Sementara itu, Srikandi Siaga Bencana Jawa Timur, Dwi Rossantiana, menuturkan komunitas mengambil peran untuk membantu edukasi dan aksi nyata yang lebih dekat dengan masyarakat.
 
Baca juga: UMN Bantu Perkuat Mitigas Bencana Lewat Program MBKM Data Science

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan