Press Conference “Stand With Teachers: Mendukung Guru Mengejar Mimpi di Luar Kelas. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Press Conference “Stand With Teachers: Mendukung Guru Mengejar Mimpi di Luar Kelas. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Cuma 38% Guru Sekolah Menengah yang Dapat Pelatihan Minimum Wajib

Ilham Pratama Putra • 04 Desember 2025 22:04
Jakarta: Kualitas pendidikan nasional masih dibayangi ketimpangan serius dalam pengembangan profesi guru. Data China Economic Information Center (CEIC) periode 2022–2023 menunjukkan hanya 38 persen guru sekolah menengah di Indonesia yang menerima pelatihan minimum wajib. 
 
Padahal, di tengah tuntutan kurikulum yang terus berkembang dan tantangan era digital, kapasitas guru menjadi kunci utama kualitas pembelajaran. Minimnya akses pelatihan ini menegaskan kesenjangan antara peran strategis guru dan dukungan yang mereka terima. 
 
"Guru memegang peran sangat besar dalam membentuk masa depan bangsa justru belum mendapatkan dukungan optimal terhadap kesejahteraan dan pengembangan diri. Apalagi, alih-alih menjadi fondasi utama kualitas pendidikan Indonesia, masih banyak guru yang menghadapi keterbatasan, baik dari segi pelatihan, peluang berkarya, bahkan kemandirian finansial,” kata Head of Program Development and Guru Binar, Putera Sampoerna Foundation, Juliana, dalam Press Conference “Stand With Teachers: Mendukung Guru Mengejar Mimpi di Luar Kelas, Kamis, 4 Desember 2025.

PSF menggaungkan kampanye #StandWithTeachers untuk menghadapi kesenjangan itu. Hal ini juga menjadi semangat dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2025. 
 
"Kampanye ini menekankan pentingnya dukungan nyata bagi guru, tidak hanya sebagai pengajar di kelas, tetapi juga sebagai individu yang perlu ruang bertumbuh untuk meningkatkan kualitas hidup dan profesionalismenya," ujar dia. 
 
Salah satu upaya PSF melalui Guru Binar, sebuah platform pelatihan berbasis teknologi yang menyediakan akses pembelajaran, pendampingan, serta penguatan kompetensi pedagogik dan digital. Program ini dirancang untuk memperluas kesempatan guru dalam berkarya, baik di dalam maupun di luar ruang kelas.
 
"Sekaligus menjawab keterbatasan akses pelatihan formal yang masih dihadapi mayoritas guru," kata Juliana.
 
Chief of Marketing Officer Putera Sampoerna Foundation, Akbar Sugema Allutfi, mendorong guru untuk terus bertumbuh. Dia melihat terdapat tren guru memiliki kompetensi potensial yang dapat dikembangkan.
 
"Seperti ada guru kalau saya lihat jadi konten kreator, sering sharing pengalaman di kelas, beberapa aktivitas dan komunitas belajar ini menarik untuk kita dukung," ujar Akbar.
 
Pihaknya ingin mengajak masyarakat mengubah ungkapan terima kasih kepada guru menjadi wujud nyata dengan berdiri bersama guru. Akbar menekankan guru harus didukung dari berbagai sisi.
 
"Sebenarnya kami menekankan bahwa mendukung kesejahteraan, kreativitas, dan mimpi para guru dalam menjalankan tugas di kelas maupun eksplorasi peluang di luar kelas agar guru lebih berdaya dengan mimpi dan mimpinya," tutur Akbar.
 
Kampanye #StandWithTeacher disambut baik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Pemerintah mengakui tantangan pengembangan guru masih besar, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), baik dari sisi kualifikasi maupun kesejahteraan.
 
“Kami tidak bisa bekerja sendiri untuk menuntaskan persoalan ini. Kolaborasi dengan mitra seperti PSF menjadi penting agar guru memiliki pola pikir berkembang, semangat belajar sepanjang hayat, serta resiliensi untuk mendorong terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045,” kata Direktur Guru Pendidikan Dasar Kemendikdasmen, Rachmadi Widdiharto.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan