Perjalanan Musmuliadi di dunia perhotelan bermula saat ia mengikuti program PKK di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Lembaga Pendidikan Kompetensi Nasional (LKPN) di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dia mampu bersaing dan bekerja di hotel dambaan turis dunia yang mewah dan eksklusif.
“Saya dulu ingin langsung kerja setelah lulus sekolah menengah, untungnya saya dapat informasi tentang program PKK,” beber Musmuliadi dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud, Selasa, 12 November 2024.
Anak sulung itu akhirnya ia lolos tahapan seleksi program kursus PKK Platinum 2023 yang diselenggarakan LKP Lembaga Pendidikan Kompetensi Nasional Mataram. Selama tiga bulan, Musmuliadi menjalani dunia hospitality perhotelan.
Dunia yang awalnya belum pernah ia kenali. Melalui program PKK, ia belajar berbagai banyak hal, mulai dari melayani tamu di bagian front office, pelatihan housekeeping, food and beverage service, hingga food and beverage product sesuai standar pelayanan industri perhotelan.
“Instrukturnya juga kompeten sehingga saya jadi menyerap ilmu dengan mudah,” tutur Musmuliadi.
LKP memfasilitasi peserta dengan keterampilan praktik. Program PKK di LKP LPKN dilanjutkan uji kompetensi on the job training selama enam bulan di salah satu hotel mitra LKP LPKN di kawasan Kuta Mandalika, Lombok Tengah.
Program PKK mengantarkan Musmuliadi menggapai mimpi, mandiri dengan kaki sendiri. Bahkan, ia mampu bekerja di luar negeri dengan seleksi ketat.
LKP LPKN Mataram juga memfasilitasinya menyiapkan segala keperluan menjadi pekerja di industri pariwisata. Hingga akhirnya ia berhasil lolos seleksi dan diterima bekerja di Hotel Delphin Be Grand Resort, Turki.
Profesi sebagai housekeeping di hotel mewah bintang lima di luar negeri menjadi kebanggaan Musmuliadi mewujudkan mimpinya yang kemudian membawa perubahan besar dalam hidupnya. Sebagai staff housing, keseharian Musmuliadi mendapat fasilitas hidup sangat memadai. Selain uniform dan kebutuhan makan tiga kali sehari, ia juga mendapat asuransi kesehatan.
“Gaji saya sekitar Rp10 juta setiap bulannya bisa membantu keluarga di Sumbawa,” tutur Musmuliadi.
Kerja keras Musmuliadi tidak menghianati hasil meskipun kesuksesan yang ia raih tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Suka dan duka menghadapi budaya kerja dengan berbagai karakternya ia hadapi dengan prestasi dirinya membuktikan skill dan kompetensi yang sudah dimiliki diakui di luar negeri.
Baca juga: Berawal dari Suka Nongkrong, Zaid Kini Punya Bengkel Sendiri |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News