"Sebenarnya riset itu biayanya rendah. Jadi kebutuhan untuk riset itu sebenarnya rendah," kata Handoko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI dikutip Rabu, 13 November 2024.
Handoko menyebut yang mahal adalah hal-hal yang menyertai riset. Misalnya, infrastruktur yang membuka akses terhadap riset.
"Termasuk walaupun riset ilmu sosial, yang infrastrukturnya itu ada data yang besar. Biaya memperoleh data baik survei dan sebagainya itulah yang mahal," jelas dia.
Baca juga: Anggaran Riset Harusnya Jadi Sumber Utama Kampus Bukan dari UKT |
Hal itu mendorong BRIN melakukan sentralisasi infrastruktur. Seluruh masyarakat bisa menggunakan infrastruktur BRIN dalam melakukan riset.
"Jadi kalau perlu memang bisa memanfaatkan infrastruktur di BRIN," ujar dia.
Pihaknya menyediakan beasiswa riset melalui manajemen talenta nasional. Beasiswa ini dapat mendukung mahasiswa melakukan riset melalui pembiayaan yang disediakan BRIN.
"Karena semua fasilitasinya nanti dari BRIN, alat dan sebagainya. Jadi beasiswa ini bantuan bukan cuma biaya S1, S2, S3 tapi berbasis learning by doing dengan BRIN," kata Handoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News