Banjir di Aceh akhir November 2025. DOK istimewa
Banjir di Aceh akhir November 2025. DOK istimewa

Mengenal Jenis-Jenis Bencana di Indonesia dan Pentingnya Tas Siaga Bencana

Renatha Swasty • 10 Desember 2025 14:15
Jakarta: Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi di dunia. Posisi geografis Nusantara yang berada di kawasan Pacific Ring of Fire atau cincin api Pasifik membuat wilayah ini kerap menghadapi berbagai ancaman geologis.
 
Mengutip buku Cara Sukses Menempuh Ulangan Bersama Arif, Pacific Ring of Fire merupakan zona pertemuan tiga lempeng tektonik besar yang sangat aktif, yakni Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Aktivitas gesekan antar lempeng yang berlangsung terus-menerus inilah yang menyebabkan tingginya potensi bencana di Indonesia.
 
Tingginya aktivitas tektonik dan dinamika sosial membuat Indonesia rentan terhadap berbagai kategori bencana. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, terdapat tiga jenis bencana yang perlu diwaspadai:

Jenis-jenis bencana di Indonesia

1. Bencana Alam

Bencana alam muncul akibat proses alam yang terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap. Contohnya:
  1. Gempa bumi, yaitu getaran di permukaan bumi akibat tumbukan lempeng, patahan aktif, aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan.
  2. Letusan gunung api (erupsi) yang dapat menghasilkan awan panas, lontaran material pijar, hujan abu, lava, gas beracun, hingga banjir lahar.
  3. Tsunami, yakni gelombang laut raksasa yang terjadi akibat pergeseran dasar laut setelah gempa bumi.
  4. Tanah longsor, yaitu gerakan massa tanah atau batuan yang meluncur menuruni lereng ketika kestabilan tanah terganggu.
  5. Banjir, ketika daratan tergenang akibat volume air yang meningkat.
  6. Banjir bandang, yakni banjir besar yang datang tiba-tiba akibat terbendungnya aliran sungai.
  7. Kekeringan, yaitu kondisi ketersediaan air jauh di bawah kebutuhan, termasuk kekeringan di lahan pertanian.
  8. Kebakaran hutan dan lahan, yang menyebabkan kerusakan ekosistem dan bencana asap.
  9. Angin puting beliung, angin kencang berputar yang muncul mendadak dengan kecepatan tinggi.
  10. Gelombang pasang atau badai, gelombang tinggi yang dipicu siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia.
  11. Abrasi, pengikisan pantai akibat gelombang atau arus laut, sering diperparah oleh aktivitas manusia.

2. Bencana Non Alam

Bencana non alam adalah kejadian yang berasal dari faktor non alam, seperti:
  1. Kecelakaan transportasi di darat, laut, maupun udara.
  2. Kecelakaan industri akibat perilaku berbahaya atau kondisi lingkungan kerja yang tidak aman.
  3. Kejadian Luar Biasa (KLB), yaitu meningkatnya kasus penyakit atau kematian secara signifikan pada suatu wilayah sesuai ketentuan Kemenkes.

3. Bencana Sosial

Bencana sosial berasal dari tindakan manusia yang menimbulkan gangguan ketertiban, seperti:
  1. Konflik sosial antarkelompok yang dipicu kecemburuan sosial, budaya, atau ekonomi.
  2. Aksi teror yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan massal hingga merusak fasilitas vital.
  3. Sabotase yaitu tindakan pengacauan atau penghancuran yang dilakukan untuk melemahkan pihak tertentu dan menargetkan struktur penting, seperti infrastruktur atau fasilitas ekonomi.

Tas Siaga Bencana

Untuk meminimalkan risiko saat terjadi bencana alam, masyarakat dianjurkan menyiapkan Tas Siaga Bencana yang berisi perlengkapan penting untuk bertahan setidaknya selama beberapa hari. Berikut isi tas yang direkomendasikan meliputi:
  1. Dokumen penting seperti paspor, KTP, KK, akta kelahiran, ijazah, ATM, hingga sertifikat rumah yang disimpan dalam map kedap air agar aman dari kerusakan.
  2. Obat-obatan pribadi dan perlengkapan P3K sebagai penanganan awal apabila terjadi luka atau kondisi darurat.
  3. Persediaan air minum dan makanan siap konsumsi untuk memenuhi kebutuhan selama minimal tiga hari.
  4. Ponsel dan powerbank guna memastikan komunikasi tetap berjalan saat listrik terputus.
  5. Alat penerangan, seperti senter atau lampu portabel.
  6. Pakaian ganti dan masker untuk melindungi diri dari perubahan cuaca maupun paparan debu.
  7. Perlengkapan mandi serta kebutuhan kebersihan diri, agar tetap higienis dalam situasi darurat.
  8. Peralatan darurat tambahan, seperti peluit, tali, korek api, multitool, dan baterai cadangan.
Dengan perlengkapan tersebut, masyarakat diharapkan lebih siap menghadapi kondisi darurat dan dapat menjaga keselamatan diri hingga bantuan tiba. (Syifa Putri Aulia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan