Ilustrasi pemotongan hewan kurban. MTVN/Daviq Umar
Ilustrasi pemotongan hewan kurban. MTVN/Daviq Umar

Limbah Hewan Kurban Mesti Dikelola Agar Tak Mencemari Lingkungan, Ahli IPB Bagikan Caranya

Renatha Swasty • 30 Mei 2025 14:56
Jakarta: Pemotongan hewan kurban selama momen Iduladha harus diiringi dengan perhatian terhadap pengelolaan limbah ternak. Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Salundik, menuturkan limbah hewan kurban dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat bila tidak ditangani dengan baik.
 
“Limbah ternak yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak lingkungan serius. Mulai dari bau menyengat, serbuan lalat, hingga gangguan estetika, terutama karena lokasi penjualan hewan kurban umumnya berada di area perkotaan yang padat,” kata Salundik, Jumat, 30 Mei 2025.
 
Ia menjelaskan limbah ternak saat kurban dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu limbah di lokasi penjual dan limbah di lokasi penyembelihan. Di lokasi penjual, limbah yang dihasilkan berupa kotoran (feses) dan sisa pakan hijauan.
 
Baca juga: 3 Cara Simpan Daging Kurban Supaya Tahan Lama

Penumpukan ternak dalam jumlah besar selama kurang lebih 20 hari menjelang Iduladha menyebabkan akumulasi limbah dalam jumlah signifikan. Misalnya, bila terdapat 50 ekor sapi dengan produksi kotoran rata-rata 20 kg per ekor per hari, maka dalam 20 hari akan terkumpul limbah sebanyak 20 ton.

Sementara itu, di lokasi penyembelihan, jenis limbah yang berupa darah, isi rumen, dan saluran pencernaan. Salundik mengatakan limbah jenis ini memiliki risiko kontaminasi lebih tinggi dan memerlukan penanganan khusus, terlebih di lokasi sempit dan tersebar di berbagai titik kota.
 
Salundik menyarankan limbah berupa feses dan sisa pakan dapat dikonversi menjadi produk lebih bermanfaat, seperti pupuk organik kompos atau vermikompos. “Ini adalah solusi yang paling mudah diterapkan dan memberikan nilai tambah,” ujar dia.
 
Namun, tantangan terbesar dalam implementasi pengolahan limbah di lokasi penyembelihan adalah ketidakpastian jumlah ternak, lokasi yang tersebar, serta keterbatasan lahan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan