Vannes Wijaya berhasil meraih perak dalam IOI ke-34. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Vannes Wijaya berhasil meraih perak dalam IOI ke-34. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Bermula Belajar Otodidak Hingga Vannes Sumbang Perak untuk Indonesia di IOI 2022

Ilham Pratama Putra • 15 Agustus 2022 10:34
Jakarta: Ratusan laptop tersusun rapi di atas meja-meja panjang. Segudang masalah informatika tersaji di layar.
 
Sebanyak 357 anak dari 89 negara merancang algoritma terbaik. Tak lain untuk mencari solusi dari masalah-masalah program komputer.
 
Dari ratusan peserta yang datang dari seluruh penjuru dunia, terselip anak Indonesia, Vannes Wijaya. Laki-laki berusia 17 tahun itu datang dari kota Pekanbaru, Riau.

Vannes terpilih sebagai salah satu peserta yang mewakili Indonesia pada kompetisi tingkat internasional, International Olympiad on Informatics (IOI) ke-34. Vannes tak sendiri.
 
Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah mengirim dua tim masing-masing beranggotakan empat orang. Vannes berada di tim II IOI Indonesia.
 
Untuk bisa masuk dalam gelanggang panas IOI di Yogyakarta, Vannes melalui jalan panjang. Dia terlebih dahulu diseleksi di sekolahnya.
 
Kemudian, ia diadu untuk tingkat kota. Setelah itu, masuk ke tahap seleksi provinsi. Setidaknya hingga tahap tersebut, ia telah menyingkirkan ratusan anak SMA.
 
Lanjut ke seleksi nasional, ia kembali harus bersaing dengan 40 pelajar SMA dari seluruh Indonesia dalam lingkup Olimpiade Sains Nasional (OSN).
 
Di OSN kata dia, ada empat tahap seleksi. Mulai dari 40 peserta di tahap pertama, kemudian menjadi 30 peserta terbaik yang berhak lanjut di tahap kedua, 20 peserta di tahap ke tiga, dan 10 peserta untuk tahap terakhir.
 

Ketika tahap terakhir itu lah muncul delapan nama terbaik. Vannes mendapat perunggu pada ajang OSN 2021.
 
"Jadi, memang pemenang delapan orang di OSN ini menjadi bagian tim untuk masuk IOI," cerita siswa kelas 12 SMA Negeri 8 Pekanbaru itu pada Closing Ceremony IOI di Candi Prambanan, Yogyakarta, Minggu, 15 Agustus 2022.
 
Bagi Vannes untuk mencapai titik tersebut tidaklah mudah. Terlebih, ia mendalami dunia IT secara otodidak. Vannes juga baru memulainya satu tahun terakhir.
 
"Awalnya dari kecil suka matematika. Tapi baru setahun mulai ikut programming, oh ternyata seru juga," cerita Vannes.
 
Meski belajar otodidak, Vannes beberapa kali memberanikan diri menguji kemampuannya. Dia kerap ikut kompetisi IT secara daring.
 
Dari situ, ia terus belajar dan berkembang. Bahkan, dunia coding kini telah menjadi bagian hobinya selain bermain gim.
 
Bermula Belajar Otodidak Hingga Vannes Sumbang Perak untuk Indonesia di IOI 2022
Tim IOI Indonesia. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Panasnya kompetisi IOI

IOI digelar selama sepekan mulai dari 7-15 Agustus 2022. Masing-masing peserta mendapat jadwal laga untuk membela negaranya.
 
Vannes mendapat jadwal tanding selama dua hari. Di satu hari pertandingan ia bergulat setidaknya selama lima jam menyelesaikan masalah pemrograman.
 
Setiap peserta yang masuk gelanggang juang di IOI sibuk mengetik, mencatat, merancang algoritma, membuat coding. Di ruang itu tak jarang ditemukan raut muka frustasi, menggaruk kepala, hingga mengerutkan dahi.
 
"Jadi, lima jam itu untuk tiga soal. Jadi, soal itu ada satu permasalahan lalu kita buat program untuk memecahkan masalah tersebut," ungkap satu-satunya peserta Indonesia yang merupakan siswa sekolah negeri itu.
 

Penilaian dilihat dari kemampuan peserta menyelesaikan masalah dengan cepat, efektif, dan singkat. Suasana tegang selalu menghiasi hadirnya algoritma-algoritma penyelesaian masalah.
 
Meski yang dipecahkan adalah masalah program sederhana, namun hal itu tentu menjadi tantangan bagi Vannes. Terlabih ini kali pertamanya mengikuti kompetisi internasional.
 
"Selama kontes itu suasana kompetisinya sangat kompetitif, lalu kayak jam-jam terakhir kompetisi itu suasananya tegang dan intens. Tapi setelah selesai lega juga, dua hari kompetisi total 10 jam," cerita Vannes.
 
Atas perjuangan, latihan terus-menerus, polesan tim pelatih, serta dukungan orang tua dan teman-teman satu tim, Vannes mampu menyelesaikan kompetisi dengan baik. Vannes bahkan naik kelas pada IOI.
 
Jika sebelumnya di OSN meraih perunggu, Vannes berhasil menyabet medali perak pada IOI ke-34. Vannes menjadi salah satu dari tiga orang di Tim IOI Indonesia yang meraih medali perak. Sementara itu, lima lainnya mendapat perunggu.
 
Baginya IOI sangat berkesan. Ini juga menjadi kesempatannya untuk membangun relasi dengan ratusan anak SMA yang gila IT di seluruh dunia.
 
Ia bahkan mengaku telah memiliki banyak teman dari sejumlah negara. Tak cuma menambah pengetahuan ilmu IT, ia juga mempelajari perbedaan budaya setiap negara.
 
"Jadi, benar-benar seru sekali, belajar banyak hal dan enggak nyangka," kata kelahiran 20 Desember 2005 itu.
 
Atas prestasi yang ditorehkan Vannes dan kolega, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan beasiswa pendidikan di jenjang selanjutnya. Bahkan saat ini sudah ada anggota Tim IOI Indonesia yang diterima di salah satu universitas di Singapura dan beberapa perguruan tinggi lainnya.
 

Meski begitu, Vannes mengaku belum menentukan akan kuliah di mana setelah ini. Yang jelas, ia bercita-cita suatu saat bisa membangun aplikasi bermanfaat bagi masyarakat luas.
 
"Belum ada cita-cita yang spesifik. Tapi pengin buat program atau sesuatu materi aplikasi yang bisa berguna untuk masyarakat, mungin bisa bos start-up," kata Vannes.
 
Sebagai tuan rumah Indonesia mengirimkan dua tim ke IOI. Satu tim beranggotakan empat orang. Artinya Indonesia memiliki perwakilan delapan orang di IOI.
 
Seluruh perwakilan Indonesia mampu meraih medali. Tiga di antaranya mendapat medali perak, dan lima lainnya perunggu.
 
Tim I terdiri dari Albert Yulius Ramahalim dari SMA Katolik Ricci I Jakarta Barat (perak), Joseph Oliver Lim dari SMAK 1 Penabur Jakarta (perak), Juan Carlo Vieri dari SMA Intan Permata Hati Surabaya (perunggu), Maximilliano Utomo dari SMA Xin Zhong Surabaya (perunggu). Sedangkan Tim II terdiri dari Vannes Wijaya dari SMAN 8 Pekanbaru (perak), Albert Ariel Putra dari SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo (perunggu), Matthew Allan dari SMA Kanisius Jakarta (perunggu), Andrew dari SMA S Sutomo 1 Medan (perunggu).
 
Baca juga: Resmi Ditutup, IOI 2022 Bukti Komitmen 90 Negara Mewujudkan Masyarakat 5.0

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan