Penulis buku Ki Hadjar Sebuah Memoar, Haidar Musyafa, mengatakan Ki Hadjar lahir dari seorang ayah yang sangat peduli terhadap pendidikan. Bahkan pada masa itu, keluarga Ki Hadjar sudah sangat visioner.
"Beliau (Ki Hadjar) dilahirkan dari seorang ayah yang visioner terhadap pendidikan putra-putranya," tutur Haidar dalam acara Bedah Buku Ki Hadjar Sebuah Memoar di NasDem Tower Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.
Karena itu, ayahnya mengirimkan Ki Hadjar ke skolah-sekolah Belanda. Hal itu agar setiap anaknya bisa meraih pendidikan.
Dari sana, Ki Hadjar kenal lebih jauh terhadap sistem pendidikan yang bukan sekadar belajar baca tulis. "Selain pendidikan umum, pendidikan yang dikenalkan Ki Hadjar pada akhirnya adalah pendidikan yang membentuk kepribadian, atau pendidikan karakter," tutur dia.
Baca juga: Antarina, Cucu Ki Hadjar Dewantara Gagas Pendidikan yang Memerdekakan Lewat Bukunya |
Semangat membangun pendidikan di masyarakat dijalankan Ki Hadjar dengan membuka Taman Siswa pada 1922. Ia ingin masyarakat meraih pendidikan dengan baik.
Ki Hadjar menanamkan pendidikan itu adalah memberikan pembebasan berpikir. Pendidikan tidak harus kaku pada ruang-ruang kelas.
"Anak-anak itu selalu diajak keluar, misal berhitung itu pakai batu kerikil diambil 5 kemudian ditambah 5, 10. Mengenal aneka warna dari bunga dan sebagainya," ungkap dia.
Haidar menyebut Ki Hadjar juga selalu mengedepankan metode diskusi dalam meraih pengetahuan. Sehingga, lahirlah generasi kritis dan peka terhadap apa yang ada di masyarkat.
"Ini tampak sederhana, tapi sangat impactfull bagi perkembangan kemampuan anak bangsa," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News