"Sudah selesai masalah itu (jual beli ijazah bodong). Kampusnya sudah tidak ada," tegas Nasir usai meresmikan Laboratorium Teknologi berbasis Cloud di UGM Yogyakarta, Rabu, 28 November 2018.
Baca: Ungkap Sindikat Ijazah Aspal, Jurnalis Tirto Dipidanakan
Pernyataan ini dikeluarkan untuk mengklarifikasi isu masih adanya praktik jual beli ijazah asli tapi palsu (aspal) di sejumlah perguruan tinggi. Setidaknya ada 243 kampus yang ditutup oleh Kemenrisetdikti pada 2015.
Ratusan kampus tersebut terbukti melakukan pelanggaran dan penipuan di antaranya menerbitkan ijazah tanpa adanya kegiatan perkuliahan (ijazah bodong), serta belum terdaftar di Kemenrisetdikti.
Pihaknya mengklaim sudah memberhentikan beberapa pegawainya dan dosen-dosen yang terbukti melakukan praktik curang tersebut. "Saya enggak tahu kenapa isu itu digoreng lagi. Intinya semua sudah closed 2015,"kata Nasir.
Baca: Komisi X Segera Panggil Menristekdikti Terkait Ijazah Aspal
Nasir mengaku telah memanggil staf khususnya, Abdul Wahid Maktub untuk mengklarifikasi dugaan keterlibatan Maktub dalam praktik jual beli ijazah bodong.
"Saya tanya dia. Dia menegaskan tidak melakukannya. Kalau ada keterlibatan dari dia pasti sudah saya berhentikan," ujar Nasir, menteri yang dikenal dekat dengan keluarga besar PKB ini.
Sebelumnya, muncul pemberitaan mendalam, dari sebuah media online, tentang tindakan jual beli ijazah bodong yang kembali marak terjadi. Kampus yang melakukan praktik jual beli dan sudah ditutup dikabarkan kembali beroperasi dan berpindah lokasi. Staf khusus Menristekdikti, Abdul Wahid Maktub disebut-sebut berperan dalam menghidupkan kembali kampus tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News