URO ITB dalam KRI 2022. DOK ITB
URO ITB dalam KRI 2022. DOK ITB

Meningkat dari Tahun Lalu, ITB Sabet 2 Gelar pada Ajang Kontes Robot Indonesia

Renatha Swasty • 14 Juli 2022 16:33
Jakarta: Tim Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menyabet dua gelar di dua kategori berbeda dalam ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) 2022. Tim Garudago berhasil menjadi Juara 2 pada Kontes Robot ABU Indonesia dan Tim Genesis mendapat Juara 3 pada Kontes Robot Tematik Indonesia.
 
KRI adalah kompetisi rancang bangun dan rekayasa dalam bidang robotika yang digelar tahunan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Setelah dua tahun diselenggarakan secara daring, tahun ini mahasiswa ITB yang tergabung dalam Unit Robotika (URO) ITB berkompetisi secara luring.
 
KRI 2022 digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya pada 29 Juni–3 Juli 2022. Sebelumnya, digelar KRI tingkat regional pada 7-13 Juni 2022.

Dalam ajang bergensi tersebut, ITB mengirim satu kontingen yang terdiri dari tim lapangan dan tim nonlapangan. “Tim lapangan itu yang bertugas di arena pertandingan, sedangkan nontim lapangan yang berada di balik layar, seperti yang menyiapkan program serta komponen elektriknya,” ujar Ketua Pelaksana URO ITB dalam KRI 2022, Bayu Septiadi, dikutip dari laman itb.ac.id, Kamis, 14 Juli 2022.
 
Bayu memerinci tim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu tim manajerial 4 orang, tim Garudago 14 orang, tim Dagozilla 16 orang, dan tim Ganesis 15 orang. Bayu menuturkan prestasi yang diraih kontingen ITB membanggakan. Sebab, capaian itu meningkat dari tahun sebelumnya.
 
“Banyak sebenarnya hal positif yang berhasil dibawa pulang dari Kontes Robot Indonesia pada tahun ini salah satunya pengalaman yang tidak dilupakan dari masing-masing tim karena pada tahun sebelumnya belum berhasil mendapatkan juara, namun pada tahun ini bisa meningkat,” tutur Bayu.
 
Namun, masih terdapat beberapa kendala selama mengikuti perlombaan. Salah satunya dari tim Garudago yang mengalami kendala dari segi persiapan dan manufaktur.
 

“Kendala manufaktur robot yaitu karena sebagian besar angkatan 19 KP. Kedua robot selesai dan siap H-1 keberangkatan sehingga driver dan retryman belum sempat latihan simulasi game, maka dari itu kami memutuskan untuk membawa sebagian triplek dan properti ke Surabaya," beber Ketua Tim Garudago, Kevin Domenico.
 
Kevin menuturkan awalnya tim berencana latihan intens sore hingga malam saat tiba di Surabaya dan berlatih kembali keesokan harinya. Namun, latihan batal karena bus sampai terlalu sore di penginapan dan anggota tim terlalu lelah karena masih menurunkan robot.
 
"Akhirnya beberapa perbaikan dilakukan dan baru latihan esok harinya,” beber Kevin.
 
Kendala juga dialami Tim Dagozilla yang belum berhasil mendapatkan gelar pada kategori Kontes Robot Sepak Bola Indonesia–Beroda. Kendala yang dialami berasal dari fasilitas selama persiapan.
 
“Kendala utama yang dirasakan itu datang dari ruangan, karena Dagoz sudah meminta izin ruangan dari jauh-jauh hari tapi baru diberikan H-7 KRI regional, jadinya enggak bisa tuning dan latihan sama sekali sebelum 7 hari itu,” ujar Ketua Tim Dagozilla, Agape.
 
Agape berharap ke depan mendapatkan lapangan dan ruangan latihan sepanjang tahun agar tidak perlu pindah. Meskipun mengalami beberapa kendala teknis, mereka tetap ingin meraih lebih banyak prestasi ke depannya.
 
“Jadi, untuk target URO ke depannya, semoga bisa selalu memberikan yang terbaik, bisa lebih banyak lagi yang juara, dan bisa mewariskan ilmu-ilmu kepada penerus berikutnya dengan diberikan pembekalan yang terbaik,” tutur Bayu.
 
Baca juga: Belum Terbendung, ITS Pertahankan Juara Umum Kontes Robot Indonesia Ke-5 Kali

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan