Pelaksanaan TKA memerlukan fasilitas berupa ruang kelas, komputer atau laptop hingga jaringan internet. Banyaknya sekolah rusak akibat bencana membuat TKA di wilayah terdampak bencana perlu penyesuaian.
"TKA juga akan ada kebijakan khusus. Selain memang TKA tidak wajib, kami juga melihat bahwa ada beberapa hal yang memang secara kebijakan akan kami buat relaksasi kebijakan," kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi X DPR RI dikutip Selasa, 9 Desember 2025.
Dihubungi terpisah, Kepala Badan, Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen Toni Toharudin menyebut akan ada pemantauan lanjutan terhadap sekolah terdampak bencana. Termasuk memperhatikan kondisi pemulihan sekolah pascabencana.
Toni menegaskan pihaknya masih terus mengidentifikasi berbagai data di lapangan untuk menunjang pengambilan keputusan terkait penyesuaian pelaksanaan TKA ke depannya. Ia menegaskan Kemendikdasmen sudah pasti akan membuat kebijakan khusus bagi sekolah yang secara kondisi tidak memungkinkan melaksanakan TKA.
“Kami masih memantau kondisi setiap sekolah karena harus dipastikan dulu update terbaru tentang kondisi sekolah yang terkena bencana. Sudah pasti kami akan ada kebijakan terkait sekolah-sekolah dan atau murid yang secara kondisinya tidak memungkinkan melaksanakan TKA,” kata Toni.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis perkembangan terbaru pencarian dan pertolongan korban bencana alam di tiga provinsi di Sumatra. Data hingga Senin sore, 8 Desember 2025 menunjukkan peningkatan jumlah korban meninggal dunia dan penurunan daftar orang hilang.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, memaparkan rekapitulasi perkembangan dari hasil rapat kabinet. Per 7 Desember, tercatat 921 meninggal, 392 hilang, dengan pengungsi 975 ribu warga.
“Pada hari ini per pukul 16.00, tim gabungan menemukan 40 jasad dengan rincian untuk Aceh bertambah 23 dari 366 kemarin menjadi hari ini 389 jiwa meninggal dunia,” kata Abdul Muhari dalam keterangan persnya, Senin, 8 Desember 2025.
Untuk Sumatra Utara, korban meninggal bertambah sembilan jiwa dari data sebelumnya. “Kemudian untuk Sumatra Utara dari 329 jasad yang sudah ditemukan per kemarin, hari ini bertambah 9 menjadi 338 jiwa meninggal dunia,” papar Muhari.
Sementara itu, untuk Sumatra Barat terjadi penambahan delapan korban jiwa. “Selanjutnya untuk Sumbar kemarin 226 jiwa, hari ini bertambah 8 jasad yang ditemukan menjadi 238 jiwa,” imbuhnya.
Dengan penemuan korban tersebut, total daftar orang hilang mengalami penurunan. “BNPB menyatakan secara total korban hilang berkurang dari hari kemarin di angka 392 jiwa. Rekapitulasi dari 3 provinsi sebanyak 293 jiwa,” tegas Muhari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News