Bahkan, Satryo mengisyaratkan akan menghapus ranking perguruan tinggi di Indonesia. Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, menyambut baik hal itu.
"Saya kalu boleh setuju, setuju seribu persen," kata Fathul kepada Medcom.id, Selasa, 10 Desember 2024.
Menurutnya, sudah sejak lama pemeringkatan ini membuat kesalahan atau dimanfaatkan secara tidak tepat. Banyak hal yang dapat dikritisi dari pemeringkatan tersebut.
"Perankingan itu menyandingan keseragaman," ujar dia.
Baca juga: Mendiktisaintek Bakal Tata Ulang Aturan agar Kampus Lebih Berkiprah dan Berinovasi |
Sehingga, hal itu menafikan keunikan setiap kampus. Padahal, kata dia, keunikan tiap kampus lah yang mesti dijadikan keunggulan dan citra kampus.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Brodjonegoro menyatakan dirinya tak setuju dengan adanya pemeringkatan kampus. Menurutnya, perankingan dari lembaga tertentu tidak perlu dijadikan patokan.
"Saya kalau ada orang yang bikin ranking saya agak kurang setuju, udah nggak usah di-ranking lah. Oleh karena itu saya katakan (perguruan tinggi) kita enggak perlu ranking," kata Satryo dalam wawancara khusus dengan Medcom.id, Kamis 5 Desember 2024.
Terlebih, kata dia, perankingan itu dimanfaatkan sebagai penamaan atau branding dari kampus. Ia ingin mengubah hal tersebut.
"Nah ini kita mau ubah. Penamaan kampus tidak pakai ranking. Saya enggak setuju ranking, saya enggak percaya ranking," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News