Tema dan logo ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 106 Tahun 2025 tentang Tema dan Logo 64 Tahun Gerakan Pramuka. Adapun tema hari Hari Pramuka tahun ini ialah “Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa”.
Makna Tema Hari Pramuka 2025
Tema ini menegaskan fokus Gerakan Pramuka pada kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak untuk memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan, mencerminkan peran Pramuka sebagai agen perubahan positif dan pilar kekuatan bangsa yang terus relevan selama 64 tahun perjalanannya.Logo Hari Pramuka 2025

(Logo Hari Pramuka 2025. Dok. Kwartir Nasional)
Dikutip dari laman Kwartir Nasional angka “64” menjadi elemen utama dalam logo dan tampil menonjol dengan desain menyerupai pita yang mengalir. Gaya ini memberi kesan pergerakan, dinamis, dan fleksibilitas—menegaskan bahwa Gerakan Pramuka bukan organisasi yang statis, tetapi terus bergerak maju, beradaptasi, dan relevan dengan perkembangan zaman.
Pada angka 64 terdapat pita yang tidak terputus. Pita ini mencerminkan kontinuitas dan kesetiaan Pramuka terhadap nilai-nilai luhur selama lebih dari enam dekade, terus membina generasi muda tanpa henti.
Baca juga: Hari Pramuka 14 Agustus, Yuk Pahami Isi dan Makna Tri Satya Pramuka |
Sejarah Hari Pramuka
Melansir laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pergerakan dalam pramuka sebenarnya sudah ada bahkan sejak masa penjajahan Belanda atau tepatnya tahun 1912.
Ketika itu, terbentuk sebuah gerakan kepanduan bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Empat tahun setelahnya, gerakan tersebut berubah menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP).
Semangat bangsa Indonesia yang terus membara pada masa itu kemudian mendorong terbentuknya sebuah gerakan kepanduan independen pertama bernama Javaansche Padvinders Organisatie.
Dibentuk di Surakarta Oleh Mangkunegara VII, gerakan tersebut tumbuh menjadi pendorong kemunculan gerakan kepanduan lainnya. Namun, banyaknya organisasi yang bermunculan membuat Belanda melarang organisasi di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Oleh karena itu, K.H Agus Salim memperkenalkan istilah “Pandu” atau “Kepanduan” untuk organisasi Kepramukaan milik Indonesia.
Sejumlah organisasi kepanduan tercipta, seperti Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO), Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persaudaraan Organisasi Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), dan Kepanduan Putri Indonesia (PKPI).
Pada 9 Maret 1961, seluruh organisasi kepanduan tersebut dibubarkan secara resmi oleh Presiden Soekarno. Melalui pembubaran tersebut diciptakan kembali organisasi baru bernama Gerakan Pramuka dengan lambang Tunas Kelapa.
Peraturan yang melandasi pembentukan Gerakan Pramuka berdasarkan Ketetapan MPRS No. II/ MPRS/ 1960. Selain itu, lambang pramuka itu sendiri pun juga diatur dalam Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 238 Tahun 1961.
Kemudian pada 14 Agustus 1961, dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan Nasional) yang diketuai oleh Preiden Soekarno, wakil ketua I Sultan Hamengkubuwono XI dan wakil ketua II Brigjen TNI Dr. A. Azis Saleh.
Pada hari itu dilakukan penyerahan panji-panji Pramuka oleh Presiden Soekarno kepada tokoh-tokoh Pramuka yang dihadiri oleh ribuan anggota Pramuka untuk memperkenalkan gerakan Pramuka kepada Masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id