Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Mahasiswa Kena DO karena Demo, Ini Kata Legislator NasDem

Arga sumantri • 25 Februari 2021 21:58

Bagi Willy, sangat tidak patut adanya DO lantaran mahasiswa melakukan demo. Ia mengingatkan, rektor dalam sebuah perguruan tinggi bukanlah penguasa. Rektor adalah pemimpin kampus yang sepatutnya mampu menyelami segala dinamika yang terjadi di kampus sebagai insan yang berilmu pengetahuan.
 
"Bukan malah berlaku sewenang-wenang," tegas Wakil Ketua Fraksi NasDem di DPR ini.
 
Dia pun mempertanyakan alasan rektorat di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru dan Universitas Bandar Lampung saat memberhentikan dan menggugat mahasiswanya. Bagi Willy, seorang rektor terhadap mahasiswanya itu seharusnya seperti seorang bapak terhadap anaknya. Bukan seperti pemimpin perusahaan atau organisasi terhadap anak buah atau anggotanya.

Baca: Lulus Saat Pandemi, Ini Wejangan Rektor untuk Wisudawan UGM
 
Willy menambahkan, pimpinan kampus juga harus memiliki keluasan jiwa dalam menerima dan kearifan pengetahuan untuk bisa memberikan penjelasan kepada anak-anaknya atas suatu persoalan tertentu. Bukan malah mempolisikan anaknya karena kenakalannya. 
 
"Katakan saja benar beberapa mahasiswa melanggar kekarantinaan seperti yang terjadi UBL Lampung. Apakah patut dia dilaporkan oleh rektoratnya ke polisi? Saya kira itu berlebihan dan amat sangat disayangkan," ungkapnya.
 
Ketua DPW Partai Partai NasDem Riau ini mengatakan, DO boleh dilakukan oleh pihak kampus jika seorang mahasiswa memang tidak memenuhi kewajiban akademiknya.  "Itu pun masih bisa ditolelir atas kebijakan pimpinan kampus. Namun jika mahasiswa di DO karena aksi demonstrasinya maka kampus itu telah berlaku picik," cetusnya.
 
Dia berharap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim merespons kejadian di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, Riau dan Universitas Bandar Lampung, tersebut. Dia juga meminta para koleganya di Komisi X DPR untuk menginisiasi adanya rapat kerja dengan Mendikbud terkait hal ini.
 
"Hal semacam ini jangan dianggap sepele lho. Ini terkait kehidupan asasi di dalam lembaga pendidikan tinggi. Di lembaga yang bertugas menjaga kewarasan nalar kehidupan bangsa ini. Kalau di lembaga pendidikan tinggi saja nalar sehatnya sudah terbuang, dan justru cara kekuasaan yang bekerja, bagaimana di lembaga yang lain?" tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan