"Lama-lama penuturnya sedikit bila tidak terjaga, terlestarikan, lama-lama meninggal dan tidak terwariskan itulah yang membikin rentan itu," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar di Gedung Kemendikbud Jakarta, Jumat 21 Februari 2020.
Menurutnya, jumlah penduduk daerah timur yang sedikit juga berpengaruh. Akhirnya, untuk mencari penerus akan semakin sulit. "Yang menjadi penerus sedikit, dan tidak diwariskan. Ini yang menjadi rentan di daerah timur," lanjut dia.
Baca juga: Pekerja Asing di Indonesia Wajib Berbahasa Indonesia
Berbeda dengan daerah barat, pada wilayah Indonesia bagian barat maupun tengah, yang menggunakan bahasa daerah itu terbilang banyak dan penuturnya juga banyak.
"Dan upaya yang dilakukan juga sangat baik, maka itu menjadi tidak rentan," jelas Dadang.
Pihaknya telah melakukan penelitian pada bahasa daerah ini sejak tahun 1991 dan berhasil menemukan 718 bahasa daerah. Adapun bahasa daerah yang sudah punah di antaranya bahasa Tandia dari Papua Barat dan bahasa Mawes dari papua.
Untuk daerah Maluku, yang sudah punah di antaranya bahasa Kajeli, Piru, Moksela, Palumata, Hukumina, Hoti, Serua, Nila, dan bahasa Ternateno dari Maluku Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News