"Kami justru mengusulkan pendekatan bertahap dalam melaksanakan penjurusan. Misalnya masa orientasi lintasbidang studi di semester awal sebelum penentuan penjurusan," kata dia melalui akun instagram @dpr_ri, dikutip Rabu 16 April 2025.
Penjurusan pun diadakan, kata dia, harus berbasis pada asesmen minat dan bakat siswa. Bukan sekadar melihat nilai akademik. "Dengan itu harapannya pendidikan lebih inklusif, adaptif bagi generasi muda Indonesia," ungkap dia.
Sementara itu, untuk pemberlakukan kembali penjurusan SMA, pihaknya meminta agar kebijakan itu dikaji ulang. Kajian diharapkan bisa dilakukan secara akademik dan empiris.
"Komisi X memandang agar Kemendikdasmen melakukan evaluasi berbasis data serta menyampaikan kajian akademik dan empiris," kata Hadrian.
Ia pun meminta agar Kemendikdasmen dapat menjelaskan efektivitas dari adanya penjurusan tersebut. Karena ia merasa, penjurusan SMA membatasi eksplorasi minat dan bakat para siswa.
"Memberikan penjurusan dikhawatirkan akan membatasi ruang belajar mereka dan memaksa pilihan yang belum tentu sesuai minat dan aspirasi belajar mereka," tutur dia.
Lebih lanjut, ia berharap ada ruang diskusi serta partisipasi publik dalam kebijakan ini. Agar kebijakan yang lebih matang dapat diambil.
"Pemerintah perlu membuka ruang diskusi, ruang partisipasi publik untuk membuka aspirasi yang lebih terbuka," tutup dia.
Baca juga: Komisi X Minta Kemendikdasmen Kaji Ulang Rencana Dihidupkannya Kembali Penjurusan SMA |
Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti menilai penghapusan jurusan tidak relevan dengan keberlanjutan jenjang pendidikan. Penjurusan SMA ini akan segera diformalkan dalam waktu dekat melalui peraturan menteri.
Aturan itu akan menggugurkan aturan sebelumnya, yakni Peraturan Menteri Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
"Ini bocoran, jurusan akan kita hidupkan lagi, nanti akan ada jurusan IPA, IPS, dan Bahasa," kata Mu'ti di Jakarta Jumat 11 April 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News