Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menjadi penyelenggara kegiatan ini. KLH melibatkan sebanyak 150 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari sekolah hingga komunitas pecinta alam.
Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup, Ade Palguna Ruteka, menyampaikan bahwa kegiatan ini relevan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, yaitu “Hentikan Polusi Plastik”. Tema tersebut menjadi bagian dari kampanye lingkungan global.
Kegiatan yang berlangsung di Gunung Slamet ini juga mengingatkan sebuah lokasi yang sebelas tahun silam pernah dalam kondisi darurat sampah. “Kita berkumpul di Gunung Slamet, yang sebelas tahun lalu sempat dalam kondisi darurat sampah. Ini menjadi cermin bahwa aktivitas alam bebas kerap meninggalkan jejak destruktif. Namun, hari ini, kita membuktikan bahwa Zero Waste Adventure is Possible,” ujar Ade dalam Pembukaan Zero Waste Adventure Camp 2025, dikutip dari siaran persnya, Senin, 4 Agustus 2025.
Menurut Ade, perkemahan ini memberi kesempatan untuk belajar para peserta untuk membangun kesadaran dalam menekan timbulan sampah. Khususnya, di kawasan pegunungan dan destinasi alam lainnya. “Kita akan mempraktikkan prinsip zero waste sebagai gaya hidup generasi baru, sekaligus menciptakan duta-duta lingkungan yang akan bertugas menyebarluaskan semangat Beat Plastic Pollution ke seluruh penjuru negeri,” tambahnya.
Selama tiga hari berkemah, peserta mendapatkan pengetahuan dan praktik tentang teknik pengemasan (packing) minim sampah, manajemen sampah material, serta penerapan etika pendakian yang berkelanjutan.
Praktik Kemah Minim Sampah
ZWAC 2025 bukanlah kegiatan pertama. Sebelumnya, acara serupa pernah berlangsung di Kawasan Gunung Merbabu, dengan penerapan prinsip zero waste. Seluruh kebutuhan logistik dan konsumsi dalam kegiatan ini dipersiapkan secara ramah lingkungan.Misalnya, penyediaan makanan tanpa kemasan plastik, refill station, dan snack tanpa wadah sekali pakai. Dekorasi acara yang juga dari bahan yang bisa didaur ulang. Hasilnya, volume sampah yang dihasilkan dan dibuang ke TPA dapat ditekan.
Gerakan Zero Waste Adventure merupakan gagasan Siska Nirmala sejak tahun 2012. Ia mempopulerkan gaya hidup nol sampah melalui pendekatan yang menyenangkan, terutama lewat aktivitas petualangan seperti pendakian gunung.
“Teman-teman harus percaya movement sedikit apa pun, sekecil apa pun sebenarnya bisa berdampak besar kalau teman-teman melakukannya secara konsisten, terutama di dunia pendakian,” ujarnya.
Baca juga: Apa Saja yang Diperiksa saat Cek Kesehatan Gratis di Sekolah? Ini Daftar Lengkapnya |
Siska menambahkan, saat ini beberapa gunung di Indonesia mulai menerapkan aturan yang ketat terkait pengelolaan sampah. Contohnya adalah Gunung Merbabu, Gunung Kembang, dan Gunung Rinjani yang sudah lebih siap mengadopsi sistem pendakian berbasis zero waste.
Bupati Kabupaten Tegal, Ischak Maulana Rohman turut hadir dalam kegiatan ini. Ia mengatakan Kegiatan ZWAC 2025 ini juga merupakan sebuah kehormatan baginya. “Kami benar-benar bersyukur acara dari kementerian bisa ditempatkan di Permadi, salah satu objek wisata kebanggaan Kabupaten Tegal,” ujarnya.
Kegiatan ZWAC 2025 juga melibatkan para kreator konten pendakian yang turut meramaikan kampanye lingkungan melalui media sosial. Mereka melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet sambil mengampanyekan konsep zero waste sepanjang perjalanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id