"Pesantren virtual memang butuh perjuangan dan tantangan karena keterbatasan akses internet, wilayah, maupun fasilitas," kata Peneliti Pesantren Online, Dept. of Cultural Studies, Tilburg School of Humanities and Digital Science, the Netherland, Wahyu Ilaihi dalam keterangan resmi Pusppa, Jumat, 30 Oktober 2020.
Webinar dan peluncuran Pusppa dihadiri ratusan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan pesantren di Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Wahyu menjelaskan, pengelolaan masjid juga bisa menjadi model pengembangan dari virtualisasi pesantren yang diharapkan mampu beradaptasi dengan digital.
"Masjid di Indonesia masih bagus dalam penataan fisik tetapi belum dari segi pengelolaan virtual," kata Wahyu.
Baca: Pesantren Diminta Bersiap Beradaptasi dengan Regulasi Baru
Narasumber yang hadir dalam webinar adalah KH. Zaim Ahmad Syakir (Ketua Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia), Aris Risdiana, MM. (Peneliti Pusppa), dan A. Said Hasan Basri, S.Psi., M.Si (Ketua PUSPPA). Webinar dipandu moderator Moh. Khoerul Anwar, M. Pd (Kandidat Ph. D CCNU, Wuhan, Tiongkok).
Perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) H. Waryono Abdul Ghofur, menyatakan, peluncuran Pusppa yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW itu bisa menjadi penanda bahwa pusat studi ini kehadirannya ditunggu oleh masyarakat dan dunia.
Sementara itu, Ketua Pusppa, Said Hasan Basri berharap pusat studi ini bisa memberi manfaat luas bagi dunia dengan terus melakukan kajian, penelitian, dan pengembangan untuk menstimulasi pesantren agar semakin berkembang dan mendunia.
Setelah peluncuran, Pusppa akan melakukan langkah, peta kerja, dan program yang bersinergi dengan pemerintah, khususnya Kemenag. Misalnya, Pusppa akan bersinergi dengan Kemenag memaksimalkan Balai Latihan Kerja yang ada di beberapa pesantren.
"Sistem Informasi dan Manajemen Pesantren perlu segera ditingkatkan, karena perkembangan teknologi dan peradaban sangat cepat bergerak. PUSPPA harus terus bersinergi dan mendampingi agar pesantren berkembang dan menjadi primadona, sehingga menjadi center of excelent (pusat keunggulan) dan penjaga moral bangsa dan dunia," kata Said.
Baca: Pesantren Sulit Terapkan Belajar Daring Secara Penuh
Ia menambahkan, globalisasi adalah suatu konsep komunikasi global yang memungkinkan masyarakat dapat bertemu secara cepat, langsung, dan seketika melalui sebuah platform bersama. Globalisasi juga merupakan kebebasan penyebaran ide melalui wadah komunikasi itu.
Pesantren, kata dia, merupakan salah satu wadah membangun dan mengembangkan ide Islam dengan segala wacana inklusifitasnya. Virtualisasi merupakan jawaban akan perlunya pengembangan sistem pendidikan ala pesantren di era digital dan informasi global saat ini.
"Sehingga konsep ala pesantren juga bisa ikut meramaikan percaturan global dengan warna dan misi yang tidak berubah dari pondok pesantren konvensional yang ada selama ini," tutur Said.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News