Candi Borobudur. Foto: Medcom.id
Candi Borobudur. Foto: Medcom.id

Hari Warisan Budaya Dunia 2025, Ini 6 Situs Indonesia yang Diakui UNESCO

Citra Larasati • 19 April 2025 14:44
Jakarta: Setiap 18 April, dunia memperingati Hari Warisan Dunia atau International Day of Monuments and Sites. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya melestarikan kekayaan budaya dan sejarah, sekaligus menghadapi tantangan bencana alam dan konflik yang dapat mengancam keberadaannya.
 
Dikutip dari akun Instagram @sakatha.budaya, peringatan Hari Warisan Dunia tahun 2025 mengangkat tema “Warisan Budaya Tangguh Bencana dan Konflik” (Disaster and Conflict Resilient Heritage). Tema ini mendorong masyarakat untuk memahami bahwa warisan budaya tak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga menghadapi berbagai risiko akibat bencana alam dan perubahan iklim.
 
Sebagai negara yang kaya akan nilai budaya, Indonesia telah mencatatkan 10 situs dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, terdiri dari 6 situs warisan budaya dan 4 situs warisan alam. Sayangnya, situs-situs ini memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap ancaman alam.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan terus berkomitmen melakukan berbagai langkah pelestarian. Di antaranya dengan menyusun Pedoman Cagar Budaya Tangguh Bencana dan mengadakan lokakarya pengelolaan risiko bencana (Disaster Risk Management) untuk situs Warisan Dunia bersama berbagai pemangku kepentingan.
 
Baca juga: Mengenal Warisan Dunia yang Diakui UNESCO, Apa Saja yang Dimiliki Indonesia?

Berikut 6 situs warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO:

1. Kompleks Candi Borobudur (Borobudur Temple Compounds)

Diakui pada 1991, terdiri dari Candi Borobudur, Candi Pawon, dan Candi Mendut di Magelang, Jawa Tengah. Situs ini rawan terhadap letusan Gunung Merapi serta kerusakan akibat pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur dan algae yang dapat mengancam relief candi.

2. Kompleks Candi Prambanan (Prambanan Temple Compounds)

Berlokasi di Klaten, Jawa Tengah, dan Sleman, Yogyakarta. diakui pada 1991, kompleks ini rentan terhadap gempa bumi, seperti yang terjadi saat gempa Yogyakarta tahun 2006.

3. Situs Manusia Purba Sangiran (Sangiran Early Man Site)

Situs purbakala ini terletak di Sragen dan Karanganyar, Jawa Tengah, dan diakui pada 1996. Kondisi lapisan tanah yang rapuh membuat situs ini rentan terhadap erosi yang dapat merusak fosil-fosil purba yang tersimpan di dalamnya.

4. Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak

Diakui pada 2012, kawasan persawahan bertingkat dan sistem subak di Bali ini menjadi cerminan filosofi Tri Hita Karana. Kawasan ini menghadapi ancaman penurunan sumber air serta risiko longsor yang dapat merusak keaslian lanskap budaya tersebut.

5. Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto

Warisan industri yang diakui pada 2019 ini mencakup kawasan tambang di Sawahlunto, jalur kereta api sepanjang 155 km di Sumatra Barat, hingga pelabuhan tua Emmahaven di Padang. Kawasan ini rentan terhadap gempa bumi dan banjir, salah satunya banjir bandang di Sungai Batang Anai pada 2024.

6. Sumbu Kosmologis Yogyakarta dan Penanda Bersejarahnya

Diakui pada 2023, kawasan ini merupakan poros imajiner sepanjang 6 km dari Tugu Golong Gilig hingga Panggung Krapyak, karya Sri Sultan Hamengku Buwono I. Sumbu kosmologi ini rawan terhadap gempa bumi dan letusan Gunung Merapi.
 
Melalui momentum ini, masyarakat diajak untuk lebih mengenal, memahami, dan mencintai warisan dunia Indonesia. Tema “Warisan Budaya Tangguh Bencana dan Konflik-Kesiapsiagaan, Respons, dan Pemulihan” menjadi ajakan untuk bersama-sama menjaga ketangguhan warisan budaya menghadapi tantangan alam dan zaman.
 
Sejalan dengan semangat tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan terus mengupayakan berbagai program pelindungan dan pemajuan kebudayaan sebagai wujud nyata komitmen terhadap pelestarian Warisan Dunia.
 
Dikutip dari laman UNESCO World Heritage, hingga saat ini Indonesia telah mencatatkan 10 situs dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Mari jadikan peringatan ini sebagai momen untuk lebih peduli, terlibat, dan turut menjaga warisan budaya Indonesia agar tetap lestari bagi generasi mendatang.  (Antariska)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan