Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria mengaku tidak terganggu dengan munculnya wacana tersebut. Menurutnya, dengan mengundang rektor dan dosen asing berpeluang memperluas jaringan internasional, yang diharapkan berdampak pada meningkatnya reputasi perguruan tinggi Indonesia di dunia.
"Kekuatan dosen dan rektor asing adalah internasional networking yg diharapkan mampu mendongkrak reputasi perguruan tinggi kita," kepada Medcom.id, di Jakarta, Kamis 25 Juli 2019.
Baca: Kehadiran Rektor Asing Tak Sekadar Siap Bayar Gaji
Ia mencontohkan salah satu perguruan tinggi di Hongkong yang dalam kurun waktu 15 tahun berhasil masuk ke 10 besar perguruan tinggi terbaik Asia, setelah merekrut dosen dan dekan dari luar negeri. "Pejabat tersebut (dosen dan dekan) membawa networking-nya ke Hongkong sehingga perguruan tinggi tersebut mengalami akselerasi yang kuat," ujarnya.
Menurut Arif, untuk kebutuhan dosen bereputasi internasional jangka pendek, sebenarnya perguruan tinggi dapat memberdayakan ilmuwan diaspora. Ilmuwan diaspora yang berstatus, kata Arif, juga mempunyai reputasi yang apik di luar negeri.
Sementara untuk penerapan rektor dan dosen asing di perguran tinggi, menurut Arif, prosesnya akan lebih mudah di perguruan tinggi baru yang sedang membangun sistem atau perguruan tinggi yang sudah matang. "Saya setuju saja (kehadiran rektor dan dosen asing). Tapi usul saya diterapkan di perguruan tinggi potensial yang baru berdiri atau perguruan tinggi yang sudah sangat matang," kata Arif.
Baca: Tuntutan Rektor Asing Perlu Diantisipasi, Pemerintah Bisa Kelabakan
Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, segera mencabut beberapa peraturan yang menjadi penghalang bagi perguruan tinggi Indonesia mendatangkan rektor asing. Langkah itu diambil, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkeinginan rektor asing bisa diberi kesempatan memimpin perguruan tinggi di Indonesia pada 2020.
"Saya akan mapping-kan dulu. Saya akan cabut beberapa peraturan dan Pemerintah juga akan sederhanakan. Supaya bisa memberi kesempatan rektor bisa masuk dari luar negeri," kata Nasir, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 22 Juli 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News