"Sekolah tidak memiliki keberanian melaksanakan kebijakan memilih kurikulum 2013 yang disederhanakan," kata Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo, dalam keterangannya kepada Medcom.id, Selasa, 6 Oktober 2020.
Akhirnya, kurikulum khusus atau kurikulum 2013 yang disederhanakan belum dirasakan oleh siswa dan orang tua sebagai pendamping anak-anaknya belajar. Penugasan masih banyak dan siswa juga masih diminta menyalin isi seluruh buku teks pelajaran.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Penyederhanaan Kurikulum Diminta Dikaji Lebih Komprehensif
Salah seorang Kepala Sekolah di kabupaten Seluma, Bengkulu, Nihan, menyatakan, para kepala sekolah kebingungan saat hendak menggunakan kurikulum 2013 yang disederhanakan atau kurikulum khusus. Sebab, tak ada petunjuk dan arahan apapun dari Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu.
"Sementara untuk membuat kurikulum mandiri, kami tak mampu," terang Nihan.