Undip menyadari akan memperhatikan konsekuensi-konsekuensi dari pemberlakuan perkuliahan tatap muka tersebut. Makanya, pihak universitas melakukan pendalaman, pendataan dan menjaring masukan yang relevan dalam pelaksanaannya.
"Kita sedang memperkirakan juga terkait dengan konsekuensi-konsekuensi perkuliahan tatap muka itu," kata dia.
Hal teknis yang juga dipertimbangkan adalah masalah yang berkaitan dengan kapasitas internet, karena dipastikan dilakukan model perkuliahan hybrid. Metode pembelajaran campuran ini mengizinkan sebagian mahasiswa belajar tatap muka di kelas dan sebagian lagi tetap belajar via daring.
"Untuk mendukungnya dibutuhkan kapasitas dari wifi maupun juga kebutuhan-kebutuhan lain yang berkaitan dengan media pembelajaran maupun juga smart class. Sehingga dosen pada satu sisi hadir di kelas, pada sisi lain, juga bisa diakses pembelajarannya secara online. Ada kombinasi online dan offline pada saat mengikuti mata kuliah itu," terangnya.
Baca: Kampus di DKI Jakarta Mulai Bersiap Kuliah Tatap Muka Terbatas
Wacana ini juga menyusul anjuran Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang mengizinkan perguruan tinggi untuk melakukan uji coba PTM terbatas. Dengan catatan, harus berkoordinasi dengan Pemprov.
"Kalau kami, saya izinkan, silakan uji coba. Tinggal kita koordinasi kalau di perguruan tinggi itu sedang ada uji coba. Menurut saya tidak apa-apa, dimulai saja," ucap Ganjar.
Ganjar juga meminta pelaksaan pembelajaran tatap muka, baik uji coba maupun terbatas, untuk melakukan laporan harian. Laporan tersebut sebagai akumulasi dalam pelaksanaan evaluasi mingguan.
"Tadi ada usulan pakar dari Undip agar diadakan evaluasi mingguan. Maka, menurut saya laporan harian harus dibuat. Akumulasi harian itu nantinya untuk evaluasi mingguan," ujar Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News