Ilustrasi Pesantren. Foto: MI/Galih Pradipta
Ilustrasi Pesantren. Foto: MI/Galih Pradipta

Masyarakat Diminta Cermat Pilih Pesantren, Cek Track Record Pengajar Hingga Kurikulumnya

Antara • 04 Februari 2022 07:07

Pria yang juga Ketua Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah (ICATT) ini juga menyinggung terkait narasi islamophobia yang dilayangkan beberapa kelompok atas indikasi adanya pesantren yang terafiliasi dengan kelompok teroris. Dirinya menilai harus ada kebijaksanaan dan keterbukaan baik dari tim riset dan pondok pesantren itu sendiri.
 
"Kita harus membangun keterbukaan. Ponpesnya jangan sampai eksklusif, tetapi harus welcome terhadap siapa saja yang ingin masuk, bukan hanya komunitas atau orang tertentu yang boleh masuk. Begitu juga dengan tim peneliti, harus ada keterbukaan," ucapnya.
 
Untuk itu, Andi mengimbau kepada semua pihak terutama ormas keagamaan, ulama dan tokoh pesantren untuk menanamkan dan bahkan mengakarkan kepada umat tentang pentingnya nasionalisme sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW dalam Piagam Madinah.

"Ini kadang lepas dari pembacaan kawan-kawan yang suka berpikir bahwa tidak ada nasionalisme dalam Islam. Jadi saya kira ormas, maupun organisasi yang ada perlu dan wajib mengakarkan kepada umat bahwa kita wajib menjaga bangsa ini," katanya.
 
Ia mengungkapkan, bahwa sejatinya secara historis pesantren telah memberikan andil besar kepada bangsa ini baik melalui perjuangan fisik pada masa perebutan kemerdekaan maupun dalam pencerdasan anak bangsa (pendidikan).
 
"Pesantren saat jaman perjuangan kemerdekaan, sudah berperan penting baik dalam pembelaan Tanah Air, baik secara fisik maupun dalam memperkuat bangsa melalui dunia pendidikan," ujar Andi.
 
Ia melanjutkan, pada masa perjuangan kemerdekaan tidak banyak atau bahkan hampir tidak ada dana dari pemerintah untuk membangun sekolah maupun institusi pendidikan, sehingga banyak pesantren yang secara swadaya didirikan oleh masyarakat.
 
"Sejak dahulu, selain mengajarkan tentang keagamaan, akhlak dan berkehidupan. Nasionalisme juga selalu diajarkan, dan pesantren selalu hadir ketika ada ancaman yang datang di Tanah Air kita," jelasnya.
 
Dia mengatakan para ulama dan kiai serta para santri memahami bahwa sejatinya mempertahankan Tanah Air adalah bagian daripada keimanan. Tidak hanya itu, dirinya juga mengungkapkan bagaimana pesantren berasimilasi dengan budaya lokal yang ada di negeri ini.
 
"Ponpes saat itu juga mempengaruhi islamisasi budaya lokal. Bukan dengan menjustifikasi kebudayaan agama lain itu salah, tetapi tetap melestarikan budayanya dengan konten yang berbeda, dengan nilai keislaman," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan