"Permasalahan anak dewasa ini adalah orang tua yang mulai meninggalkan anaknya karena sibuk ngobrol dengan yang lain khususnya handphone. Hal inilah yang berdampak anak menjadi lebih banyak ngobrol dengan yang lain (handphone) karena tidak ada komunikasi yang intens bersama orang tua," kata Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Wihaji, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 5 Maret 2025.
Hal itu mendorong kementerian menggelar Gerakan ‘1 Jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai’ selama bulan Ramadan. Wihaji mengajak seluruh orang tua lebih banyak meluangkan waktu mengobrol bersama anak.
"Saya bukan anti handphone, tetapi saya mencoba menyederhanakan yang paling sederhana, ayo orang tua ajak anaknya mengobrol. Kalau sudah ngobrol saya yakin dengan sendirinya nanti akan ramah dengan anaknya masing-masing," ujar dia.
Gerakan ini merupakan upaya mendorong dan meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan baik kementerian, lembaga, pemerintah daerah, organisasi keagamaan, dunia usaha, media massa, masyarakat, dan keluarga meningkatkan kualitas pemenuhan hak anak atas pengasuhan dan pendidikan. Hal itu demi membangun karakter anak yang positif.
Baca juga: Anak Indonesia Habiskan 5,4 Jam Sehari di Dunia Digital, 48% Alami Perundungan Online |
Terdapat lima strategi dalam gerakan ini, yaitu:
- Penguatan pendidikan karakter anak
- Penguatan kapasitas pengasuhan
- Penguatan lingkungan keluarga
- Penguatan peran masyarakat
- Penguatan kebijakan pemerintah.
Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, menyampaikan sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto, setiap program harus berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga lain agar berjalan satu padu. Pihaknya ingin Ramadan menjadi momentum penguatan pengasuhan dalam keluarga.
"Dengan gerakan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan agama yang lebih baik, tetapi juga merasakan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tua”, ujar Arifatul.
Kemen PPPA berharap melalui gerakan ini semakin banyak keluarga yang menyadari pentingnya pengasuhan berkualitas. Sehingga, Ramadan tidak hanya menjadi bulan ibadah, tetapi juga bulan kebersamaan yang bermakna bagi anak-anak Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News